bakabar.com, JAKARTA – Harga batu bara termal Newcastle sepekan ini kembali tertekan di tengah melandainya permintaan dari China dan optimisme membaiknya pasokan. Sepanjang pekan ini, harga batu bara longsor 14,49 persen meskipun dalam setahun masih melesat 128,5 persen.
Pada Jumat (5/8), harga kontrak berjangka teraktif batu bara di pasar New Castle ditutup turun 5 persen ke US$ 346,75/ton dibandingkan hari sebelumnya. Di minggu ini saja, harga batu bara sempat ambles mencapai 4,35 persen, Rabu (3/8).
Harga tersebut adalah yang terendah sejak 18 Juli lalu atau dalam 17 hari terakhir. Pelemahan kemarin juga memperpanjang tren negatif batu bara dalam sepekan terakhir. Dalam minggu ini, pengecualian terjadi pada Selasa di mana harga batu bara sempat menguat 0,6 persen.
Pelemahan harga batu bara disebabkan oleh melandainya permintaan, terutama dari China. Hargabatu hitam juga jatuh karena optimisme membaiknya pasokan.
“Melemahnya harga batu bara bukan disebabkan oleh satu faktor saja. Permintaan dari Korea Selatan memang meningkat tetapi permintaan dari China masih tipis. Ini membuat harga batu bara tertahan,” tutur seorang trader dari Singapura, seperti dilansir dari Montel News.
Apalagi, pasokan di sejumlah negara membaik karena meningkatnya produksi. Diketahui bahwa produksi batu bara India mencapai 265,65 juta ton pada April-Juli atau melonjak 26,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. India meningkatkan produksi untuk mengantisipasi kenaikan permintaan listrik serta lonjakan harga ke depan.
Membaiknya pasokan juga didorong oleh semakin lancarnya ekspor dari Australia setelah sempat terganggu oleh banjir pada bulan lalu. Pengiriman batu bara dari Australia dari terminal Carrington dan Kooragang di Pelabuhan Newcastle sempat anjlok 50 persen karena banjir.
Sementara itu, pasokan batu bara di pelabuhan utama Eropa, ARA (Amsterdam, Rotterdam, Antwerp) juga meningkat menjadi 6,85 juta, naik dibandingkan 4,27 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
“Permukaan sungai Rhine juga sangat rendah dan ini membatasi lalu lintas pengiriman batu bara sehingga kapasitas di pelabuhan hampir penuh,” tutur salah seorang trader asal Swiss, kepada Montel News.
Sungai Rhine di Jerman merupakan urat nadi jalur pengiriman batu bara dari pelabuhan utama Eropa ke negara tersebut. Permukaan sungai air Rhine kini hanya berada di kisaran 55 cm sementara lalu lintas pengiriman membutuhkan tingkat permukaan air di 1,5 meter.