Peristiwa & Hukum

Dua Anaknya Tewas dalam Perkelahian Berdarah di Banjarmasin, Ibu Kandung: Hukum Mati Pelaku!

Seorang Ibu Bahriah (55) hanya bisa termenung menatap nasibnya, karena dua anaknya Taufik Anwar (26) dan Didi Darmawan (36) tewas

Featured-Image
Ibu kandung Korban, Bahriah (55). Foto-apahabar.com/Amrullah.

bakabar.com, BANJARMASIN - Bahriah (55) baru saja mengalami kenyataan paling pahit dalam hidupnya. Dia kehilangan dua anaknya sekaligus, Taufik Anwar (26) dan Didi Darmawan (36).

Keduanya tewas mengenaskan setelah terlibat perkelahian di Jalan Surgi Mufti, Kelurahan Sungai Jingah, Kampung Kenanga RT 07, Sabtu (07/10) malam.

“Saya minta pelaku dihukum seberat-beratnya. Kalau bisa mati,” kata Bahriah kepada bakabar.com di rumahnya, Minggu (08/10).

Sembari menangis, Bahriah menceritakan kejadian nahas itu bermula saat salah satu anaknya, Khaidir (21) berkumpul dengan temannya yang bernama Isar sambil minum-minuman keras.

Karena di bawah pengaruh alkohol, Isar ribut dengan warga setempat; Onoy, Iyar, Umar dan Hafiz. Iyar dan Onoy merupakan tersebut merupakan ayah dan anak, sementara Umar dan Hafiz merupakan paman dan keponakan.

“Isar ini berkelahi dengan mereka. Lalu si Khaidir mencoba untuk melerainya. Ternyata saat dilerai, Khaidir malah kena tusukan senjata tajam di area dadanya. Syukurnya anak saya tidak apa-apa,” kata Bahriah.

Baca Juga: Tapin Berkabut Asap Tipis, Warga Tetap Antusias Joging di Pagi Minggu

Baca Juga: Jenazah Mengapung di Perairan Laut Angsana Dikebumikan di Kaltim

Terkena luka tusukan di dadanya, Khaidir langsung ke lari ke rumahnya untuk memanggil saudara kandungnya, yakni Syamsul (41), Didit (36), Syamsiar (32), dan Taufik (26).

“Kebetulan banget keempat anak saya ini ada di rumah. Mendengar laporan sari Khaidir, mereka pun langsung mendatangi para pelaku," ungkapnya.

Menurut penuturan Bahriah, mereka mendatangi pelaku dengan menggunakan tangan kosong dengan maksud ingin mendamaikan perkelahian.

"Anak saya ingin tahu kenapa jadi berkelahi, ingin melerai mereka," ucapnya.

Setiba di tempat kejadian, mereka justru diserang membabi-buta oleh para pelaku yang salah satunya menggunakan tombak. 

Akibatnya, Syamsul mendapatkan luka di bagian pantat, Didit terluka di dahi, Syamsiar di pelipis, dan Taufik yang paling banyak mendapat mata luka, di antaranya di kepala belakang dan punggung bagian belakang.

“Saat Taufik terkapar bersimbah darah kita melarikannya ke rumah sakit. Namun dia tak tertolong, karena lukanya yang cukup parah,” beber Bahriah.

Saat perkelahian itu mereda, Bahriah baru menyadari satu anaknya, Didit, menghilang.

“Saya bersama warga lain mencarinya kemana-mana di kampung ini, tapi tidak ditemukan juga,” jelas Bahriah.

Sekitar pukul 08.15 Wita, Didit ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di titian jalan samping musala kampung tersebut oleh seorang anak kecil.

"Tidak menyangka saya, kedua anak saya dibunuh oleh mereka, dan tolong para pelaku kalau bisa dihukum mati," pungkasnya sambil menangis.

Kapolsek Banjarmasin Utara, Kompol M Noor Chaidir, membenarkan kejadian tersebut.

“Iya, benar ada kejadian itu tadi malam,” kata Chaidir, saat dikonfirmasi bakabar.com.

Saat ini pihaknya sudah mengamankan para pelaku ke Mapolsekta Banjarmasin Utara.

"Para pelaku sudah kita amankan, nanti kita akan merilis kejadian ini," tutupnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner