Kalsel

Driver Online Mogok Massal di Banjarmasin, Pemerintah Diminta Turun Tangan

apahabar.com, BANJARMASIN – Yayasan Layanan Konsumen (YLK) Kalimantan Selatan meminta pemerintah ikut merespon rencana mogok massal…

Featured-Image
Ilustrasi ojek online. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Yayasan Layanan Konsumen (YLK) Kalimantan Selatan meminta pemerintah ikut merespon rencana mogok massal driver online (grab-car dan gocar) selama sepekan. Jangan sampai mogok ini merugikan konsumen dalam mendapatkan pelayanan prima.

Sampai hari ini, ratusan pengemudi mobil online yang tergabung di Forum Driver Online (FDO) Banjarmasin mematikan aplikasi atau off bit sampai pekan depan.

“Mogok itu hak pekerja, tapi jangan yang terkait langsung dengan operasional pelayanan kepada konsumen,” kata Ketua YLK Kalsel, Murjani kepada bakabar.com, Sabtu (13/7).

Perusahaan Grab dan Gocar murni memiliki tanggung jawab kepada konsumen. Masalah ini mestinya diselesaikan antara internal perusahaan dan driver online.

“Solusinya, pihak perusahaan segera merespon duduk bersama, dan cari kesepakatan yang bijak,” harapnya.

Sekalipun ada alternatif pelayanan ojek online, tapi ini menghambat mitra kerja yang sudah bekerja sama ojek online tersebut.

Makanya ia kembali mengingatkan agar perusahaan cepat bergerak untuk segera menindaklanjuti tuntutan dari driver.

“Ya berarti, pihak pihak terkait juga yang sudah bekerja sama, dan konsumen yang membutuhkan pelayanan ojek online juga terhambat, dalam artian menyulitkan konsumen dan mitra yang bekerjasama,” bebernya.

Di sisi lain, pemerintah daerah juga harus terlibat dalam persoalan antara perusahaan dan driver. Mereka harus mengatur regulasi perusahaan ojek online, apakah dalam bentuk perda, peraturan menteri, peraturan menteri perhubungan.

Ya, rencana sejumlah ojek online untuk mogok massal bukan pepesan kosong. Mulai kemarin, Jumat (12/6), secara serentak aplikasi online mereka matikan.

Aksi mogok 400 driver sebagai bentuk protes karena hak-hak mereka dirasa tidak terpenuhi oleh perusahaan.

"Seminggu akan mogok massal sambil menunggu kebijakan dari grab dan gocar perihal puluhan akun yang terkena pemutusan mitra," terang Ketua FDO Banjarmasin, Pandu Setiawan kepada bakabar.com.

Menariknya, persoalan mogok itu rupanya tidak berdampak kepada penghasilan driver sehari hari.

Sebelum menyatakan tidak beraktivitas sebagai pengemudi Grab dan Gocar lagi, Pandu dkk telah putar otak dulu mencari jalur alternatifnya. Demikian dimaksud agar mereka tetap bisa menafkahi keluarga.

Lantas apa langkah alternatif yang disiapkan Pandu? Rupanya, mereka menggunakan aplikasi online selain Grab dan Gocar untuk menarik penumpang, seperti Maxim, Asia Trans dan Anterin. Salah satu dari tiga aplikasi ini berasal dari negeri tirai besi, Rusia.

"Jika kita sembarang berpikir untuk mogok menarik penumpang, maka kasian anak anak kita. Makanya kita mencari aplikasi alternatif," ujarnya.

Pandu kembali mengakui bahwa driver termasuk dirinya mengambil upaya sembunyi-sembunyi untuk mempromosikan ketiga aplikasi itu kepada costumer.

Mereka menawarkan harga termurah dibandingkan Grab maupun Gocar, jika costumer menggunakan ketiga aplikasi tadi. Sekalipun keuntungan bagi driver hampir rata saat menggunakan aplikasi Grab dan Gocar serta software terbaru itu.

"Kalau untuk costumer terasa untung karena lebih murah daripada Grab dan Gocar," bebernya.

Baca Juga: Ratusan Ojek Online Banjarmasin Ancam Mogok hingga Sepekan

Baca Juga: Pengemudi Ojek Daring Keluhkan Sulit Tarik Dana yang Jadi Haknya

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner