Kalsel

Dosen ULM Berguguran di Masa Covid-19, Akreditasi Dipastikan Aman

apahabar.com BANJARMASIN – Lebih dari lima tenaga pengajar di Universitas Lambung Mangkurat meninggal akibat terpapar Covid-19….

Featured-Image
Di masa pandemi Covid-19, beberapa tenaga pengajar ULM meninggal dunia. Foto-Istimewa

bakabar.com BANJARMASIN – Lebih dari lima tenaga pengajar di Universitas Lambung Mangkurat meninggal akibat terpapar Covid-19.

Seperti diketahui, jumlah kasus meninggal akibat virus corona di Kalimantan Selatan masih tinggi. Bahkan, enam wilayah harus menerapkan PPKM level IV.

Tenaga pengajar yang meninggal itu datang dari sejumlah program studi. Sebut saja dari Fakultas Kehutanan, Pertanian, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta Ekonomi dan Bisnis.

“Dua hari berturut-turut pengajaran dari ekonomi bisnis meninggal. Satu yang pasti terkonfirmasi positif,” ujar Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ULM, Muhammad Fauzi, Jumat (13/8).

Fauzi merinci, dosen yang meninggal akibat Covid-19 datang dari Fakultas Kehutanan ada dua orang, Kehutanan dua orang, Keguruan satu, dan ekonomi satu orang.

“Itu yang saya tahu. Kalau guru besar seingat saya tidak ada,” ungkapnya.

Hilangnya sejumlah tenaga pengajar, tentunya menjadi hal yang sangat merugikan bagi kampus tertua di Kalsel itu.

“Karena nggak gampang mencetak dosen, apalagi bergelar profesor. Perlu waktu yang nggak singkat,” kata Fauzi.

Lantas apakah berkurangnya tenaga pengajar di ULM turut berpengaruh dengan akreditasi? Tentu kata Fauzi, akreditasi bisa saja turun apabila jumlah dosen tetap di satu fakultas berkurang.

Kendati demikian, ia memastikan hal itu tak terjadi di ULM. Sebab ujarnya, batas minimal dosen tetap masih tidak kurang dari jumlah minimal yang ditentukan.

Dijelaskannya, bahwa batas minimal dosen tetap di satu fakultas adalah enam orang. Toh jika ada berkurang masih bisa diganti dengan dosen di fakultas yang kelebihan.

“Seandainya kurang bisa diganti dengan dosen yang di prodi lebih dengan gelar atau pangkatnya sama,” terangnya.

Selain itu, ia mengakui bahwa sepanjang pandemi banyak tenaga pengajar di ULM yang turut terpapar Covid-19.

“Cukup banyak yang terpapar. Termasuk saya. Tapi paparan nggak melulu dari kampus, ada juga dari luar. Tapi kebanyakan sembuh, dan masih ada yang isolasi mandiri,” ujar Fauzi.

Lebih jauh, rata-rata hampir keseluruhan tenaga pengajar di ULM sudah menerima vaksin. Meskipun masih ada yang belum lantaran terganjal adanya penyakit penyerta yang diderita.

“Vaksin sudah hampir 100 persen. Tapi ada yang dikecualikan karena, ada yang baru kena struk. Kemudian ada diabetes-nya lagi tinggi. Jadi sementara tidak divaksin dulu,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner