Banjarmasin Hits

Dikeluhkan Warga Alalak Tengah, PTAM Bandarmasih Buka Suara

PTAM Bandarmasih buka suara mengenai keluhan warga di Alalak Tengah RT 14, Banjarmasin Utara.

Featured-Image
PTAM Bandarmasih buka suara mengenai keluhan warga di Alalak Tengah. Foto-apahabar.com/Riyad

bakabar.com, BANJARMASIN - PTAM Bandarmasih buka suara mengenai keluhan warga di Alalak Tengah RT 14, Banjarmasin Utara.

Direktur Utama PTAM Bandarmasih, Yudha Achmadi mengakui, jika distribusi air ke wilayah tersebut memang tidak maksimal.

"Memang air hanya mengalir di rumah-rumah warga yang berada agak di depan. Sebagian lagi tidak," kata Yudha, Selasa (17/1).

Atas permasalahan tersebut, Yudha meminta waktu satu pekan untuk melakukan pembenahan.

"Petugas sudah meninjau ke sana. Kita akan lakukan upaya agar air bisa mengalir maksimal," ujarnya.

Satu pekan yang diminta Yudha, untuk melakukan perbaikan jangka pendek. Seperti meregulasi jaringan air.

Yakni, mencoba mengalihkan tekanan distribusi air yang cukup tinggi di wilayah lain yang kemudian dialirkan lebih besar ke wilayah Alalak Tengah.

Tujuannya agar distribusi air di wilayah Alalak Tengah bisa lebih merata.

"Misalnya distribusi air di wilayah yang debitnya agak lumayan seperti Alalak Utara dan Alalak Selatan, akan sedikit kami kurangi dan akan disalurkan ke Alalak Tengah," ungkapnya.

Yudha mengklaim, sejatinya pasokan distribusi air ke wilayah Alalak Tengah sudah cukup untuk warga di sana.

Namun, menurutnya, di beberapa waktu belakangan, memang ada peningkatan volume pemakaian air oleh warga di sana.

Sehingga distribusi air di rumah-rumah warga semakin sedikit.

Selain itu, pihaknya juga akan berupaya untuk mengeluarkan angin yang terjebak di dalam pipa air.

Ini penting dilakukan, karena jika banyak angin dalam pipa, maka tekanan air akan berkurang.

"Ketika angin itu hilang, maka kami yakin ini bisa menambah debit juga tekanan air yang didistribusikan di wilayah Alalak Tengah," yakinnya.

Adapun sementara upaya perbaikan itu dilakukan, dan apabila diperlukan, pihaknya mengaku bakal meletakkan bantuan berupa tandon berisi air.

Khususnya, di kawasan yang mengalami krisis air bersih.

"Tapi kami mengharapkan itu tak perlu dilakukan. Karena sebenarnya air mengalir. Cuma tekanannya saja yang kurang. Kami akan coba tingkatkan tekanan airnya dahulu untuk pelayanan," janjinya.

Kemudian untuk penanganan jangka panjang, PTAM Bandarmasih, bakal melalukan pemasangan pipa diameter 315 milimeter. 

Dipasang dari kawasan Makam Sultan Suriansyah, menuju kawasan HKSN hingga ke kawasan simpang tiga Alalak Utara.

Panjang pipa, sekitar 2,4 kilometer. Pipa itu nantinya yang akan meningkatkan tekanan di kawasan Alalak Tengah.

"Mulanya, di situ hanya ada pipa dengan diemeter 200 milimeter. Dan itu, kami anggap tidak menckupi. Sehingga distribusi air di kawasan Alalak Tengah jadi terganggu," ungkapnya.

Yudha lantas berharap, proyek pemasangan pipa itu nantinya bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat dan satuan perangkat kerja daerah (SKPD) terkait.

"Bila nantinya terealisasi mudah-mudahan tak ada yang komplain lagi, khususnya pelanggan yang ada di kawasan Alalak Tengah," tutupnya.

Di sisi lain, jajaran PTAM Bandarmasih rupanya menyayangkan langkah warga yang justru menyedot air menggunakan mesin pompa air.

Menurut Direktur Operasional dan Teknik di PTAM Bandarmasih, Supian, hal itu justru membuat distribusi air yang dilakukan pihaknya jadi tidak merata. 

"Sebenarnya distribusi air itu cukup. Asal sabar semua. Tapi kami memaklumi, masyarakat menginginkan agar distribusi air bisa lancar 24 jam," ujarnya.

Padahal menurut Supian, distribusi air yang disalurkan, menurutnya sesuai dengan keperluan rumah-rumah warga.

"Kalau kami lihat sementara ini, masing-masing rumah warga membutuhkan 10 hingga 15 kubik air per bulan. Atau perhari memakai 600 liter," ujarnya.

Maka menurutnya, bila warga menggunakan pompa air, distribusi air yang dibutuhkan bisa sampai lebih dari 600 liter per hari untuk satu buah rumah.

Kendati demikian, Supian mengatakan, pemakaian pompa air itu juga menjadi perhatian pihaknya. Khususnya, untuk bisa menghitung kembali berapa sebenarnya suplai air yang dibutuhkan.

"Kami berharap, ketika penanganan sudah dilakukan, pemakaian pompa air ini tidak dilakukan lagi. Kecuali, di waktu-waktu tertentu. Misalnya, ketika distribusi air mulai mengecil," harapnya.

"Kalau distribusi air berjalan normal tapi malah menggunakan pompa air, ini tentu sebuah keborosan dan mengganggu distribusi air ke pelanggan yang lain," pungkasnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner