bakabar.com, BANJARMASIN – Proyek bangunan kawasan Kampung Ketupat, Kota Banjarmasin terus dikebut. Dikerjakan oleh PT Juru Supervisi Indonesia.
Pekerjaan dikebut karena Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina ingin kawasan Kampung Ketupat untuk kegiatan Hari Jadi (Harjad) Banjarmasin ke 496 pada akhir September 2022.
"Kita kebut pengerjaan seperti Roro Jonggrang," ujar Head of Business Development PT Juru Supervisi Indonesia, M Wahyu B Ramadhan, Senin (29/8/2022).
Ia menjelaskan proses pembangunan Kampung Ketupat sedang berjalan. Targetnya untuk tahap pertama rampung tanggal 23 September mendatang.
Ibnu Sina dan Ariffin Noor berencana memakai lokasi tersebut tak hanya untuk Harjad Banjarmasin, melainkan juga untuk kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Regional Kalimantan pada September 2022.
"Pembangunannya ada dua fase, untuk fase pertama khusus Harjad Banjarmasin dan APEKSI," tekannya.
Menurutnya konsep kawasan Kampung Ketupat ini kolaborasi dari berbagai bidang. Seni budaya, UMKM, kuliner hingga wisata bakal digabungkan menjadi satu dalam kawasan.
Wahana wisata berupa tempat bermain anak-anak dan tempat foto. Khusus seni budaya bakal dibikin sejenis Amfiteater untuk pertunjukan hiburan dan seni.
Rencananya gelanggang terbuka tersebut bisa menampung kapasitas sekitar 150 penonton.
"Untuk orang pencinta seni berkumpul dan mengapresiasikan tari, musik dan lainnya," ucapnya.
Bagi perajin ketupat di sana, kata dia, akan menyiapkan alokasi 17 tempat untuk berjualan di kawasan Kampung Ketupat.
Penyediaan lokasi ini tujuannya dalam memajukan perekonomian warga sekitar, terutama perajin ketupat.
Namun beda bagi pelaku UMKM kuliner. PT Juru Supervisi Indonesia merancang 15 penghuni. Sifatnya berupa kerjasama dengan pelaku UMKM dan PT Juru Supervisi Indonesia.
"Untuk kuliner yang dijual tidak boleh sama, agar tidak ada persaingan antar mereka," tuturnya.
Ia mengatakan pembangunan Kampung Ketupat tidak dibantu oleh APBD Banjarmasin. Infrastruktur lahan seluas 7000 meter persegi ini dikerjakan murni dari pihak swasta.
PT Juru Supervisi Indonesia cuma menyewa lahan Pemkot Banjarmasin sekitar Rp 100 juta per tahun.
"Yang untuk komersial 4000 meter persegi dan 3000 meter persegi, benar benar UMKM ketupat yang tidak dipungut biaya," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa lokasi parkir di Kampung Ketupat bisa menampung banyak kendaraan. Rinciannya rata rata 80 mobil dan 150 motor.
Lokasi langsung berkerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarmasin untuk retribusi parkir. "Pakai E-parkir seperti di Jalan Jafri Zam Zam," timpalnya.
Lebih rinci, seluruh bidang menggunakan teknologi digital di Kampung Ketupat. Pengunjung yang ingin belanja di tempat UMKM dan parkir bisa memakai aplikasi dan pembayaran non tunai.
Kasir pelaku UMKM dan parkir di Kampung Ketupat langsung terintegrasi dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKPAD) Banjarmasin.
"Jadi gak ada lagi bon manual, semuanya sudah elektronik," ucapnya.
Pihaknya juga memasang CCTV. Keberadaan kamera pengawas ini tidak hanya memantau, tapi menghitung jumlah pengunjung yang datang ke Kampung Katupat.
Seluruh bagian pintar di sana, ia mengharapkan bisa dicontoh di seluruh pelaku usaha Banjarmasin. Langkah tersebut merupakan pertama diberlakukan di Banjarmasin.
"Jadi Banjarmasin bisa lebih maju, sesuai visi misi pak Wali Kota Banjarmasin," pungkasnya.