bakabar.com, BANJARMASIN - Rencana pembangunan Jembatan penghubung Kelurahan Sungai Jingah dan Sungai Bilu, Kota Banjarmasin, tak luput dari peran aktif para kader Golkar di Banua.
Melalui wakil Golkar di DPR RI, DPRD Kalsel, hingga DPRD Kota Banjarmasin, yakni Hasnuryadi Sulaiman, Damayanti Said, dan Sukhrowardi, rencana pembangunan jembatan yang membentang di atas Sungai Martapura tersebut akan segera terealisasi tahun ini.
Dalam prosesnya, ketiga kader Golkar itu berperan aktif mendorong keinginan warga di dua kelurahan tersebut agar dibangunkan jembatan yang kelak dapat meningkatkan kegiatan ekonomi produktif.
Tak hanya itu, dalam proses penganggaran, mereka juga terlibat mengawal dan menyetujui agar proyek pembangunan yang menelan biaya Rp120 miliar itu dapat diterealisasi.
Dari total anggaran Jembatan Sungai Jingah - Bilu sepanjang 343,46 Meter ini terbagi dalam alokasi dana pembebasan lahan mencapai Rp20 miliar hingga Rp25 miliar, sedangkan alokasi dana konstruksi jembatan ditaksir mencapai Rp 95 miliar hingga Rp 100 miliar.
Saat ditemui disela kegiatan Tasyakuran Warga Sungai Jingah yang digelar Kamis (18/01/2024) di Rumah Palidangan Sukhrowardi, Banjarmasin, ketiga politisi tersebut mengungkapkan seperti apa proses di balik terealisasinya anggaran pembangunan jembatan tersebut.
Diawali dengan proses pengusulan, pembahasan hingga tahap persetujuan sejak rancangan anggaran APBD tahun 2019, kemudian masuk dalam APBD perubahan 2023 hingga akhirnya disepakati pada APBD 2024.
“Ini adalah perjuangan mengangkat aspirasi warga Banjarmasin Utara yang cukup pelik dan penuh perdebatan namun kader kami, terutama Sukhrowardi dan Dewi Said pantang mundur dan terus memperjuangkan dengan komunikasi politik bottom to up sesuai kebutuhan masyarakat,” jelas Hasnuryadi Sulaiman, anggota DPR RI yang juga putra dari tokoh pendiri Golkar Kalsel Sulaiman HB.
Hasnur menilai kesolidan kerjasama antara dirinya di DPR RI dengan Dewi Damayanti di DPRD Provinsi dan Sukhrowardi di DPRD Kota Banjarmasin merupakan contoh ideal dalam proses komunikasi dan koordinasi dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Tidak banyak politisi yang memiliki kekuatan jaringan mulai dari tataran akar rumput hingga elit penguasa di pusat. Kami bangga, Sukhrowardi dan Dewi Said merupakan figur yang masuk dalam jumlah sedikit itu,” jelas Hasnur.
Senada dengan Hasnur, Sukhrowardi menyampaikan pentingnya sharing of power agar konsistensi pesan dan janji politik kepada masyarakat agar selalu dapat dikalibrasi dan diwujudkan sesuai kemampuan sehingga tidak menjadi beban janji politik perorangan.
Sementara itu, Dewi Damayanti Said berharap kehadiran Jembatan Sungai Jingah- Sungai Bilu selain untuk memperluas akses mobilisasi warga namun juga berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi di kota Banjarmasin.
Terlebih menurut anak mantan Gubernur Kalsel HM Said ini, kawasan Sungai Jingah memiliki nilai historis bagi para tokoh Kalsel antara lain Sahbirin Noor, Gubernur Kalsel yang lahir dan besar di sini, bahkan Sukhrowardi dan Hasnuryadi pun banyak menghabiskan masa kecil dan remajanya di wilayah kelurahan Sungai Jingah ini.
“Nilai-nilai historis ini perlu dijaga, misalnya rumah Banjar dan ornamen kota tua diwilayah tersebut dilestarikan sebagai salah satu destinasi wisata kota tua," ujar Dewi.
Sebagai wujud syukur, tiga serangkai politisi Hasnuryadi, Demi Damayanti dan Sukhrowardi ini melakukan aksi potong tumpeng bersama warga dan tokoh masyarakat setempat.(*)
Baca Juga: Dialog Refleksi Akhir Tahun 2023, Sebuah Kritik untuk Perbaikan Kota Banjarmasin