bakabar.com, BARABAI -DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Tengah (HST) berupaya menyesuaikan defisit anggaran 2020.
Rapat Paripurna Senin (21/10) kemarin, DPRD diagendakan membahas penyesuaian defisit pada proyeksi Kebijakan Umum APBD (KUA) Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Sayangnya, Paripurna itu ditunda.
"Karena ini defisit mencapai Rp270,5 miliar, kita (DPRD) kembalikan pada pemerintah untuk merevisi apa yang kurang perlu untuk dihapus dan kemudian dilakukan perubahan. Paling lama seminggu. Terhitung sepuluh hari ke depan setelah paripurna ini ditunda," kata Ketua DPRD HST yang juga Ketua DPC Gerindra, H Rachmadi saat ditemuibakabar.comdi ruang kerjanya, Senin (21/10) siang.
Saat Paripurna, dijelaskan Rachmadi, pembahasan lebih ditekankan sesuai dengan keinginan masyarakat Bumi Murakata. Hal itu tentang peningkatan pertanian, perkebunan dan pembangunan di HST.
"Kami menyarankan di 2020 nanti agar Pemkab mengajukan sesuai dengan prioritas. Yang belum tercapai di 2020 bisa diajukan lagi di APBD tahun berikutnya," kata Rachmadi.
Pembengkakan defisit, kata Rachmadi, salah satunya disebabkan permintaan anggaran dari DPRD berdasarkan hasil kunjungan kerja di luar masa sidang atau kunjungan dewan (reses) menyedot sebesar Rp89,5 miliar.
"Kita belum mengarah ke jumlah angka. Itu hanya perkiraan. Kita belum bisa memberikan keterangan yang pasti. Namun itu masih dalam penyesuaian DPRD dan pemerintah," kata Rachmadi.
Terpisah, Sekda HST, HA Tamzil mengatakan, Pemkab akan mengkaji ulang selama waktu yang diberikan DPRD kepada pihaknya.
"Kita meminta SKPD menyusun kembali untuk mencari skala prioritas program dan kegiatan yang berkaitan dengan visi misi Bupati agar secepatnya, dalam waktu dekat ini defisit anggaran itu dapat diatasi," kata Tamzil saat ditemuibakabar.comdi ruang kerjanya, Senin (21/10) sore.
Berdasarkan penyampaian Pemkab HST tentang KUA PPAS 2020 tertanggal 15 Juli 2019, pendapatan HST diproyeksikan sebesar RP1,414 miliar. Sementara untuk belanja sebesar Rp1,485 miliar.
Dari proyeksi itu sudah terlihat defisit. Namun dengan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) sebanyak 5-6 persen atau sebesar Rp7,2 miliar dari APBD Rp1,2 triliun, diprediksi defisit itu bisa tertutupi.
Seperti yang diberitakan media ini sebelumnya, dalam perjalanannya, defesit malah membengkak hingga mencapai 270,5 miliar.
"Berdasarkan pengalaman yang ada, realisasi fisik anggaran itu 95 persen sehingga SILPA kita maksimal Rp72 miliar dari APBD. Itulah modal awal kita, ditambah penerimaan dari pemerintah pusat, dana bagi hasil dari pajak dan non pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Ternyata forecasting (perkiraan-red) jauh meleset pada penyusunan awal APBD itu dengan kenyataan yang ada, HST mengalami defisit," jelas Tamzil.
Itu berdasarkan proses dinamika berjalan, beber Tamzil, ada tambahan, permohonan, harapan, hasil riset dan sidang komisi, maka bertambah lagi. Jumlah total defisit itu mencapai Rp270 miliar lebih.
"Saat ini kami sedang menyiapkan program lima tahunan pemerintah yang menghabiskan anggaran di laporan Rp40 miliar. Untuk KPU kita plot Rp25 miliar dan perkembangan terakhir untuk honor petugas pemilu sebesar Rp3,5 miliar. Ditambah lagi beban nyata, Jaminan Kesehatan Semesta (UHC) untuk seluruh masyarakat HST sekitar Rp42 miliar," jelas Tamzil.
Diberitakan media ini sebelumnya, Bupati HST, HA Chairansyah terpukul dengan KUA PPAS tahun depan yang meleset dalam jumlah besar yang akan berdampak pada kegiatan-kegiatan penting di pemerintahannya.
"Bagaimana tidak terpukul, justru di penghujung akhir masa jabatan kami, perencanaan anggaran APBD 2020 akan minus sebesar Rp270,5 miliar," kata Chairansyah usai rapat dengan seluruh SKPD di HST, Sabtu (19/10).
Pun demikian, Tamzil memilih memangkas belanja daerah yang sudah disusun sebesar 30 persen untuk dijadikan bahan revisi KUA PPAS.
"Belanja pegawai, belanja biasa, mari kita hemat," ajak Tamzil.
Baca Juga:3 Alokasi Belanja Anggaran 2020 Terbesar di HST, Salah Satunya RS Damanhuri
Baca Juga: Pilkada Kalteng 2020 Diperkirakan Sedot Anggaran Rp 335 Miliar
Reporter: HN Lazuardi
Editor: Muhammad Bulkini