bakabar.com, BANJARMASIN - Warga Kota Banjarmasin yang juga nasabah UMi binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Sri Hartaty mendapat perhatian dari Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara.
Suahasil pun menekankan PT PNM terus membina kelompok ultra mikro hingga membantu pemasaran produk-produk binaan di mana saja.
"PNM harus terus membina kluster kelompok ultra mikro dan membantu pemasaran produk binaannya,” ujar Suahasil di kawasan Kampung Sasirangan Sungai Jingah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Ia juga berpesan agar PNM dapat terus memberikan pembiayaan dan pendampingan agar nasabah lebih berdaya dan bahkan terjadi peningkatan kualitas (naik kelas).
Dukungan Suahasil juga terlihat saat dirinya mengapresiasi jumlah nasabah PNM yang telah mencapai 14,8 juta hingga Agustus 2023 kemarin. Ia pun kembali berpesan agar terus ditingkatkan.
“Singkatnya, PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainny,” katanya.
Sementara itu, Sri menuturkan bagaimana peran PNM di tengah-tengah masyarakat UMi.
Ia pun memulai bisnis bersama PNM berawal dari plafon pinjaman sebesar Rp 2.000.000 hingga kini mencapai Rp 5.000.000.
“Masuknya pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap usaha kain sasirangannya. PNM di satu sisi masih bertahan dengan peningkatan jumlah nasabah di tengah-tengah terpaan pandemi Covid-19. Pada saat itulah ulun (saya( bergabung dengan PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar),” cerita Sri saat menerima kunjungan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara.
Kunjungan ini pun sangat spesial, karena Wamen Keuangan juga ingin melihat langsung bagaimana proses membuat Sasirangan yang sangat terkenal itu. Sri Hartaty menunjukkan cara menjulur kain dari kain warna putih.
“Menjulur kain merupakan pekerjaan paling rumit dari proses membuat kain sasirangan. Menjulur kain yang motifnya rumit bahkan bisa memakan waktu satu bulan,” ungkapnya.
Sri sendiri selama ini merasa terbantu dengan keberadaan PNM.
Selain akses terhadap permodalan, dia juga mengikuti berbagai pendampingan setiap Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) Bermakna dan program Pelatihan Kapasitas Usaha (PKU) PNM. Variasi produknya pun semakin banyak.
Mulai dari kain, baju kemeja, gaun, kerudung, hingga mukena. Tidak hanya itu, awal mula usahanya yang hanya menjual beberapa potong kain per bulan, kini ia membungkus ratusan pesanan per bulan.
“Saya harap tidak hanya nasabah, tetapi ibu-ibu yang berdaya di seluruh Indonesia dapat merasakan dampak yang luar biasa dalam membangun usahanya bersama PNM Mekaar,” ucapnya berharap.