Gaya Hidup

Dari Ciamis ke Banjarbaru hingga Jadi Dosen Tiga Kampus di Kalsel

Berasal dari keluarga biasa saja, Bintari Dwi Rahayu mempunyai cita-cita yang mulia. Ia bertekad ingin mengabdikan diri kepada negeri.

Featured-Image
Bintari Dwi Rahayu, dosen tiga kampus kesehatan berbeda di Kalimantan Selatan. Foto: dok.pribadi/Bintari Dwi Rahayu

bakabar.com, BANJARBARU - Berasal dari keluarga biasa saja, Bintari Dwi Rahayu mempunyai cita-cita yang mulia. Ia bertekad ingin mengabdikan diri kepada negeri.

Perempuan cantik itu lahir di Panjalu, Ciamis, Jawa Barat 38 tahun silam. Dibesarkan oleh keluarga sederhana, Tari tumbuh jadi wanita cerdas.

Ia mengenyam pendidikan sejak sekolah dasar hingga SMA di Kota Ciamis. Kemudian ia meneruskan pendidikannya dengan berkuliah di Stikes Muhammadiyah Ciamis. Lulus Diploma III Kebidanan. Keren.

Tak kenyang dengan ilmu yang didapat, Tari melanjutkan kuliahnya di Universitas Indonesia Maju untuk mencapai Sarjana Kebidanan pada 2009 lalu.

Sebelum ke Kalimantan Selatan (Kalsel), Tari sempat bekerja di Jakarta sembari kuliah S2 Kebidanan di Stikes Dharma Husada.

Bintari Dwi Rahayu dosen tiga kampus kesehatan berbeda di Kalimantan Selatan. Foto: dok.pribadi/Bintari Dwi Rahayu
Bintari Dwi Rahayu dosen tiga kampus kesehatan berbeda di Kalimantan Selatan. Foto: dok.pribadi/Bintari Dwi Rahayu

Bertemu sang kekasih di Jakarta, hingga akhirnya ke pelaminan. Tari mengikuti suami ke Kalsel.

"Dari SD sampai kuliah tinggal di Ciamis dengan orang tua, kemudian kerja dan punya suami lalu ikut dia ke Kalimantan," tuturnya.

Sembari ikut suami, Tari juga mengabdikan diri sebagai dosen pada tiga kampus sekaligus di Kalsel. Luar biasa. Agak lain memang wanita satu ini.

Pertama, ia mengajar di Akbid Banua Borneo Husada. Kedua di Husada Borneo. Terkahir, Yapkesbi.

Niatnya tak lain. Hanya ingin berbagi ilmu pendidikan agar bisa diteruskan dan menjadi amal serta ladang kebaikan bagi orang banyak.

Kesehariannya cukup sibuk. Namun ia tetap bersyukur dan sabar dalam hal berbagi ilmu.

Meski sudah berkeluarga mapan, namun masih ada cita-citanya yang belum tercapai. Yakni membantu dan memberikan beasiswa kepada mahasiswi yang potensial tapi tidak mampu dalam biaya. Mulia sekali.

"Saya juga berkeinginan membuka atau memberikan lowongan pekerjaan untuk tenaga kesehatan yang belum mempunyai pekerjaan," ucapnya lirih.

"Serta memberikan pendidikan hingga rumah sakit gratis bagi yang membutuhkan," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner