Tak Berkategori

Cerita Penyintas Covid-19 Banjarmasin: Tertular di Perjalanan, Sembuh dari Bermain Game

apahabar.com, BANJARMASIN – Bermain game rupanya benar-benar bisa meningkatkan imun. Meredakan kecemasan di tengah pemberitaan Covid-19…

Featured-Image
Seorang eks parkour asal Banjarmasin bercerita mengenai pengalamannya sembuh dari Covid-19. Foto ilustrasi: Antara

bakabar.com, BANJARMASIN – Bermain game rupanya benar-benar bisa meningkatkan imun. Meredakan kecemasan di tengah pemberitaan Covid-19 yang tak kunjung usai.

Syamsul salah satu buktinya. Ceritanya berawal ketika pemuda 29 tahun asal Banjarmasin Utara ini divonis positif Covid-19 pada 16 Juli 2021.

Jauh sebelum positif, ia beserta keluarga baru saja tiba di Pelabuhan Tanah Bumbu. Syamsul menggunakan kapal laut dari Pelabuhan di Makassar.

"Kemungkinan tertular di kapal dari Sulawesi, atau dalam perjalanan karena kecapean juga," ujar Syam panggilan akrabnya kepada bakabar.com.

Selama positif, pria bertubuh tambun ini tidak sendiri menjalani isolasi mandiri di kediamannya, kawasan Banjarmasin Utara.

Rumahnya menjadi titik sentral kegiatan Syam dalam situasi genting ini. Salah satu kegiatan yang dominan ia kerjakan ialah bermain video game untuk mengisi waktu luang.

Baginya, bermain game bisa merilekskan pikiran hingga terlupa bahwa sedang terjangkit korona. Melukis, menata rumah hingga nonton siaran di televisi menjadi aktivitas lain selama isoman.

Kadang kadang hobi itu dipraktekannya saat waktu berjemur. Dari waktu pukul 08.00 hingga 10.00. Salat lima waktu bersama keluarga tak ketinggalan.

Seluruh kegiatan tersebut dilakukannya atas dasar minat dan kebiasaan. Namun Syam berpesan jangan terlalu larut dalam bermain game.

"Nanti tidak ingat makan obat. Soalnya saya pernah mengalami pas isoman hampir hari terakhir," pungkas pria hobi parkour ini.

Syam ditemani istri dan juga anaknya yang masih berusia 2,5 tahun. Mereka bertiga memiliki gejala Covid-19. Tentu yang paling parah adalah Syamsul.

Ia bahkan menduga gejalanya berasal dari Covid-19 Delta, varian baru yang konon menular lebih cepat.

Gejala yang dialami Syams mulai dari diare, sakit kepala, demam panas, sendi sakit, batuk pilek hingga hilang indra penciuman.

Khusus Indra perasa, semua jenis makanan serta lauk pauk yang dimakan Syam terasa hambar. Bahkan kala menyantap daging kurban.

Alhasil, buah-buahan menjadi pengganti utamanya. Kiriman makanan dan buah kerap berdatangan dari tetangga sebagai bantuan saat isoman.

Kisah Pasutri di Kotabaru Terbebas dari Covid-19: Pikiran Positif Menyembuhkan

Keinginan Syam sembuh begitu kuat. Ia berkemauan terbebas dari Covid-19 untuk melihat tumbuh kembang anaknya.

"Kita harus ubah pola pikir. Dukungan rekomendasi sembuh dari keluarga sangat dibutuhkan," imbuhnya.

Setelah dua pekan isoman, Syam kembali periksa. Ia bersyukur dinyatakan bebas dari Covid-19.

Karena tahu bagaimana tidak enaknya terinfeksi Covid-19, Syam kini makin disiplin memberlakukan protokol kesehatan kala beraktivitas di luar ruangan.

Syam tak mau lingkup keluarga dekatnya, anak atau istrinya kembali tertular oleh virus yang sama dan mungkin lebih berbahaya.

"Kita memahami karena ada orang yang masih paranoid gara-gara Covid-19. Takut terinfeksi dia," katanya.

Informasi tambahan, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyarankan bermain game di waktu luang selama pandemi atau isoman.

Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, melalui posting-an di akun Twitter pribadinya. Selain bermain game, ada beberapa aktivitas yang ia sarankan untuk mengusir kebosanan. Yakni dengarkan musik, atau membaca buku.

“Coba untuk tidak membaca atau menonton terlalu banyak berita jika hal tersebut membuatmu cemas. Baca informasi Covid-19 dari sumber terpercaya satu atau dua kali sehari,” ujarnya kemudian.

Cerita Penggali Makam Jenazah Covid-19 di Tabalong: Semangat Kemanusiaan Kalahkan Ketakutan



Komentar
Banner
Banner