Kalsel

Cerita Nenek Sumiati di Kotabaru, Bertahan 30 Tahun Jualan Jepa Khas Mandar

apahabar.com, KOTABARU – Kerja keras nenek Sumiati, warga Desa Tirawan, Kecamatan Pulau Laut Sigam memang perlu…

Featured-Image
Nenek Sumiati, lebih 30 tahun bertahan jualan Jepa di pasar Kotabaru. Foto-Istimewa

bakabar.com, KOTABARU – Kerja keras nenek Sumiati, warga Desa Tirawan, Kecamatan Pulau Laut Sigam memang perlu diacungi jempol.
Sebabnya, di usia lebih 60 tahun ini, Sumiati masih produktif, dan berjualan Jepa, makanan khas Suku Mandar.
Setiap harinya, Sumiati pun rela pergi ke Pasar Kemakmuran Kotabaru mencari peruntungan berjualan Jepa. Itu dilakukan dari pagi hingga sore hari.
Semangat, dan tuntutan ekonomi keluarga-lah yang membuat nenek satu ini tetap kuat, dan begitu ringan menjalani rutinitas mulia, meski di tengah pandemi.
Dijumpai bakabar.com, Sumiati, mengaku telah bertahun-tahun berjualan Jepa di Pasar Kemakmuran Kotabaru.
Jepa yang berbahan baku ampas Singkong, dan parutan kelapa merupakan hasil olahan sendiri.
“Alhamdulillah, nak. Saya sudah 30 tahun lebih jualan Jepa di pasar ini,” ujar Sumiati, tersenyum.
Sumiati bilang, ratusan biji Jepa terjual per hari. Sementara, per bijinya dibandrol dengan harga Rp2,5 ribu.
“Kan, sudah banyak langganan. Jadi, setiap harinya bisa saja laku dari seratus sampai dua ratus biji Jepa,” tuturnya.
Sebagai informasi, Jepa sendiri merupakan sejenis sajian roti pipih yang terbuat dari ampas singkong dan parutan kelapa.
Ampas singkong ini didapat dari parutan singkong yang diperas untuk menghilangkan airnya.
Parutan singkong itu lantas dipadatkan dan dicetak dalam piringan tipis.
Jepa, diolah dengan cara dipanggang. Sehingga, memberi aroma singkong bakar yang lezat.
Setelah matang, Jepa akan berwarna putih kecokelatan dengan cita rasa yang gurih.
Selain itu, makanan Jepa ini disebut tinggi kalori, dan biasa disajikan dengan ikan tuing-tuing. Sejenis ikan kecil yang mirip seperti pindang dan banyak ditemukan di pesisir.



Komentar
Banner
Banner