bakabar.com, MARABAHAN – Sekalipun rumah yang ditinggali sudah tak berbentuk, Isnaniah (37) terlihat masih tegar menghadapi cobaan berupa bencana puting beliung di Alalak Barito Kuala (Batola).
Warga Desa Beringin RT 02 tersebut merupakan salah seorang korban puting beliung yang melanda tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Alalak, Selasa (13/10).
Tercatat 13 rumah di Beringin mengalami kerusakan. Namun rumah Isnaniah yang ditempati bersaama sang suami, Muhid, beserta kedua anak, mengalami kerusakan paling parah.
Atap rumah mereka sudah berada di seberang jalan, lantaran disapu angin kencang. Sementara dinding yang terbuat dari papan, tercerai berai lantaran terlepas dari ikatan paku.
“Kami sekeluarga berada di rumah, ketika hujan mulai turun. Kemudian setelah angin bertambah kencang, kami memilih berkumpul di dekat pintu keluar,” papar Isnaniah, Rabu (14/10).
“Sekitar pukul 16.30, angin semakin kencang bertiup dari arah belakang rumah. Tak lama kemudian, atap rumah kami terangkat ke udara,” imbuhnya.
Berbarengan atap yang terlepas, dinding belakang rumah Muhid mulai berderak-derak dan kemudian roboh. Demikian pula lemari kayu yang berdempet dengan dinding.
Tanpa pikir panjang, mereka langsung berhamburan keluar. Di bawah terpaan angin dan hujan deras, mereka hanya bisa menyaksikan angin mengobrak-abrik seisi rumah.
“Sekitar 30 menit, hujan mulai reda. Selanjutnya warga sekitar berdatangan dan membantu merapikan barang-barang yang masih bisa dipakai,” beber Isnaniah.
Rumah itu ditempati Muhid sekeluarga sejak 2016. Selain bercocok tanam, Muhid merupakan seorang tenaga pengajar di Pondok Pesantren Al Amin Beringin.
“Untuk sementara kami tinggal di rumah orang tua suami saya. Hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah kami sekarang,” lirih Isnaniah.
“Walaupun rumah hancur, kami bersyukur tidak mengalami luka-luka. Hanya luka kecil di pelipis anak bungsu saya lantaran tergores pecahan kaca,” sambungnya.
Demi meringankan beban Muhid dan korban lain, Pemdes Beringin sudah memberikan bantuan berupa paket bahan pokok yang antara lain berisi telur dan mie.
Sementara bantuan dari Pemkab Barito Kuala, direncanakan disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai 16 Oktober 2020.
“Bantuan tanggap darurat disalurkan serentak 16 Oktober. Dalam sehari mendatang, masih dilakukan pendataan,” sahut Sumarno, Kepala Pelaksana BPBD Batola.
“Sampai sekarang rumah rusak yang terdata berjumlah 41 buah. Diperkirakan jumlah tersebut bertambah, karena pendataan masih berlangsung,” tegasnya.
Berkaitan dengan puting beliung di Alalak, Batola belum memasang status siaga cuaca ekstrem dan banjir. Dengan demikian, status cuaca ekstrem maupun banjir masih tanggap darurat.
“Sebenarnya sampai 31 Oktober 2020, Status Batola masih siaga kebakaran hutan dan lahan. Pun sepanjang September hingga Oktober, BMKG memperkirakan masih kemarau,” jelas Sumarno.
“Namun sebagai langkah antisipasi, kami sudah meminta rekomendasi BMKG untuk mempersiapkan status siaga cuaca ekstrem dan banjir,” tandasnya.