Kalsel

Cegah Stunting, Pemerintah Kalsel Gandeng Tokoh Lintas Agama

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kalimantan Selatan berkomitmen dalam mempercepat penurunan angka stunting, salah satunya pencegahan pernikahan dini…

Featured-Image
Asisten Administrasi Umum Sekda Prov Kalsel, Heriansyah saat diwawancara awak media.Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN –Pemerintah Kalimantan Selatan berkomitmen dalam mempercepat penurunan angka stunting, salah satunya pencegahan pernikahan dini atau pada usia anak.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah kali ini bersinergi dengan pemuka agama di Kalsel lewat acara Sarasehan dan dialog umat beragama tahun 2019 di Hotel Roditha Banjarmasin, Rabu (21/8) Pagi.

"Permasalah Indonesia di bidang kesehatan, salah satunya adalah stunting. Hal ini disebabkan adanya pernikahan usia anak (dini) yang terjadi di masyarakat," ucap Asisten Administrasi Umum Sekda Prov Kalsel, Heriansyah kepada awak media.

Dia menilai pernikahan dini adalah hal yang tidak baik. Banyak hal yang harus dipersiapkan dalam pernikahan, mulai dari persiapan yang matang, fisik, mental dan lainnya. Sinergi bersama para tokoh lintas agama diharapkan dapat membantu untuk menyosialisasikan akibat yang ditimbulkan dari pernikahan dini.

img

Acara Sarasehan dan dialog umat beragama tahun 2019 di Hotel Roditha Banjarmasin, Rabu (21/8) Pagi. Foto-istimewa

"Indonesia, khususnya Kalsel masih berpegang pada tokoh-tokoh agama. Mereka salah satunya yang bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk mencegah adanya pernikahan dini," jelasnya.

Dalam pemaparan yang Heriansyah kutip dari laporan World Bank Investing in Early Years brief tahun 2016, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak tumbuh lebih pendek untuk usianya. Stunting disebabkan empat hal yaitu praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan dan pembelajaran dini yang berkualitas, kurangnya akses ke makanan bergizi, serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Tidak hanya pemerintah Indonesia, Gubernur Kalsel pun ujarnya juga turut melakukan strategi percepatan pencegahan stunting, diantaranya dengan meningkatkan sumber daya manusia.

"Sumber daya manusia tidak akan signifikan kalau tidak dicegah terhadap pernikahan usia dini itu, karena orang-orang yang belum matang terhadap rumah tangga akan berakibat pada penurunan kualitas SDM-nya," paparnya

Oleh sebab itu, tidak hanya antara jajaran pemerintah dan masyarakat. Tapi juga diperlukan dukungan dari para tokoh-tokoh masyarakat atau agama serta stake holder lainnya.

Baca Juga: Pencegahan Stunting, Tanbu Jadi Salah Satu Daerah Terbaik

Baca Juga: Harganas 2019; Acil Odah: Gaungkan Stunting Lebih Keras

Reporter : Musnita Sari

Komentar
Banner
Banner