bakabar.com, MARTAPURA – Bus Trans Banjarbakula dengan konsep Program Buy The Service (BTS) di Provinsi Kalimantan Selatan, resmi diluncurkan, Rabu (22/12).
Peluncuran ditandai dengan potong pita dan "tapung tawar" salah satu armada bus Trans Banjarbakula yang mejeng di terminal Gambut Barakat Km 17.
Diketahui, Pemprov Kalsel menerima hibah 75 armada bus dari Kementerian Perhubungan. Bus akan beroperasi di empat koridor baru.
– Koridor 1, Terminal Gambut Barakat Km 17-Simpang Empat Banjarbaru.
– Koridor 2, Terminal Induk Km 6-Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
– Koridor 3, Terminal Gambut Barakat Km 17-Taman Siring 0 Kilometer.
– Koridor 4, Terminal Gambut Barakata Km 17-Simpang 3 Bentok.
"Tapi yang dilaunching baru satu koridor, nanti secara bertahap akan menyusul," kata Direktur Lalu Lintas Jalan Kementrian Perhubungan, Suharto.
Bus trans Banjarbakula diyakini sebagai salah satu solusi pemecah kepadatan kendaraan di pusat-pusat kota yang menjadi masalah sekarang ini.
Sementara Kemenhub masih menggratiskan tarif bus trans Banjarbakula. Hal ini untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi massal.
Operator bus berencana menerapkan pembayaran berbentuk digital untuk menggunakan bus trans Banjarbakula.
"Meski saat ini kita masih menggunakan nol rupiah, tapi ke depan kita akan gunakan konsep cashless," ujarnya.
Di samping itu, dirinya juga menjamin kenyamanan dan keamanan warga yang menggunakan transportasi massal ini. Sebab, bus sudah dilengkapi dengan fasilitas full AC dan CCTV.
"Bus tidak akan berhenti di sembarang tempat, karena sudah ada titik-titik pemberhentian, yang sudah terjadwal dengan rapi," jelasnya.
Suharto juga memberi sinyal bahwa peluncuran ini bukan hanya sekadar seremoni. Pekerjaan rumah bagi pemda setelah ini yakni mesti bisa meningkatkan minat masyarakat untuk beralih dari transportasi pribadi ke transportasi massal.
"Kita akan integrasikan antara fungsi-fungsi reduce dengan di wilayah trans Banjarbakula, dengan fungsi-fungsi transportasi massal," tuturnya.
Dia memahami untuk membangun transportasi massal yang ideal tentu harus ada kolaborasi antara pemda dengan usaha.
"Misalnya Nanti bisa saja Bank Kalsel membangun halte bus," imbuh Suharto.