News

BSI Diserang Ransomware Lockbit 3.0, Waspada Data Pengguna Dicuri

Bank Syariah Indonesia (BSI) diduga menjadi korban serangan ransomware Lockbit 3.0.

Featured-Image
Pakar keamanan siber mengungkapkan Lockbit 3.0 adalah ransomware yang bertanggungjawab atas kelumpuhan sistem layanan BSI. Foto-Grafis-CNN Indonesia

bakabar.com, BANJARMASIN - Bank Syariah Indonesia (BSI) diduga menjadi korban serangan ransomware Lockbit 3.0.

Akibatnya gangguan layanan perbankan ATM maupun mobile banking (m-banking) selama beberapa hari sejak Senin (8/5).

Dugaan itu diungkap pakar keamanan siber sekaligus pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto lewat cuitannya. Teguh juga melampirkan tangkapan layar pengumuman Lockbit 3.0.

"Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dengan alasan maintenance, hari ini terkonfirmasi bahwa mereka menjadi korban ransomware," tulis Teguh dalam cuitannya, Sabtu (13/5) pagi.

Melansir CNN Indonesia, ia memaparkan total data yg dicuri dari serangan terhadap sistem BSI mencapai 1,5 TB. Data tersebut diklaim memuat 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal dan layanan yang mereka gunakan.

"Selain itu kebocoran ini juga termasuk data karyawan, dokumen keuangan, dokumen legal, NDA dll," tutur Teguh.

Lebih lanjut, Teguh menjelaskan data pelanggan yang bocor di antaranya adalah nama, nomor ponsel, alamat, saldo di rekening, nomor rekening, history transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan beberapa data lain.

LockBit adalah salah satu geng ransomware yang sangat aktif dan berbahaya seperti disebutkan oleh Kantor Polisi Kriminal Federal Jerman.

Sejumlah perusahaan di beberapa negara sempat jadi korban penyerangan, di antaranya pabrik ban Continental hingga perusahaan pertahanan besar Prancis, Thales Group.

Sebelumnya Lockbit juga mencuitkan soal serangan pada BSI pada Rabu (10/5) tapi kemudian dihapus.

Layanan perbankan BSI sendiri eror sejak Senin (8/5) lalu. Sejumlah nasabah mengeluh tidak bisa mengakses aplikasi mobile banking maupun ATM.

Namun, BSI berdalih kejadian tersebut terjadi karena BSI tengah melakukan pemeliharaan sistem. Akibat proses itu, sistem tidak dapat diakses sementara waktu.

Pada Rabu (10/5), Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya tengah melakukan proses normalisasi, dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman.

"Atas nama Bank Syariah Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023," ucapnya lewat keterangan resmi, Rabu (10/5).

Editor


Komentar
Banner
Banner