bakabar.com, BANJARBARU - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI) akan memberangkatkan tenaga kerja ke Korea melalui program G to G.
Government to government (G to G) sendiri adalah program pengiriman tenaga kerja profesional ke luar negeri, seperti Jerman, Jepang, dan Korea.
Kepala BP2MI Kalsel Amir Hakim Abdi Sihotang mengatakan program ini sejatinya dilaksanakan setiap tahun. Namun lantaran ada pandemi Covid-19, jadi pihaknya tak bisa memberangkatkan tenaga kerja atau menjalankan program tersebut.
"Tapi tahun kemarin sudah ada 10 tenaga kerja melalui BP2MI Kalselteng yang diberangkatkan," kata Amir, Selasa (24/1).
Para tenaga kerja yang turut mendaftar di tahun ini untuk keseluruhan atau se-Indonesia, sebanyak 35.598 orang.
Di Kalsel, yang dapat mengikuti seleksi atau verifikasi hanya 11 orang calon tenaga kerja ke Korea. "Hari ini ada 11 orang yang mengikuti verifikasi," imbuhnya.
Amir menuturkan, para tenaga kerja yang berangkat nantinya akan menerima gaji sekitar Rp22 juta per bulan. Adapun jenis pekerjaannya, yakni manufaktur.
"Syarat utama bisa mengikuti verifikasi dan tes, harus bisa berbahasa Korea," ujar Amir.
"Setelah dilakukan tes, insyaallah akan diberangkatkan di akhir tahun ini atau di awal 2024," timpalnya.
Dari data yang pihaknya punya, sejak 2015 hingga 2022, sudah ada 40 tenaga kerja di Korea dari Kalsel, "Khusus di tahun 2022 kemarin itu sebanyak 11.718 tenaga kerja Kalsel," tandasnya.
Salah seorang calon tenaga kerja Kalsel yang akan berangkat ke Korea, Rosalia (37) mengaku baru pertama kali mengikuti program G to G ini.
"Kalau tahu programnya sih sudah dari dulu, cuman ada waktu dan kesempatan baru kali ini," tuturnya.
Warga Banjarbaru ini mengaku tengah berkerja di bidang swasta di Banua. "Hari ini baru verifikasi. Nanti ada lagi mengikuti tes kalau lulus," bebernya.
Rosalia mengaku cukup mahir berbahasa Korea. Selain lantaran sering menonton Drakor, dirinya juga ikut privat bahasa Korea.