Kalsel

Berstatus Buah Unggulan, Nanas Tamban Sulit Dicari

apahabar.com, MARABAHAN – Terdapat banyak alasan orang mencari nanas Tamban. Namun stok di pasaran masih terkendala…

Featured-Image
Warga mengarak beraneka buah, termasuk nanas Tamban, dalam Festival Nanas Mekarsari di Kecamatan Mekarsari, Selasa (10/9). Foto-dok/apahabar.com

bakabar.com, MARABAHAN – Terdapat banyak alasan orang mencari nanas Tamban. Namun stok di pasaran masih terkendala keterbatasan lahan.

Lebih dikenal di berbagai daerah dengan nama nanas Tamban, sedianya sentra penanaman nanas yang digemari di Kalimantan Selatan ini berada di Kecamatan Mekarsari.

Kalau kemudian tidak dinamai nanas Mekarsari, hal tersebut disebabkan pematenan nama nanas Tamban oleh Kementerian Pertanian.

Di kecamatan pemekaran Tamban ini, tidak kurang 70 kepala keluarga menanam nanas Tamban di lahan seluas 367 hektare. Di lahan seluas 1 hektare, misalnya, petani bisa menanam 20.000 rumpun nanas.

Dijual berdasarkan ukuran, harga nanas Tamban grade A seberat 2,5 hingga 3 kilogram seharga Rp5.000 sampai Rp6.000. Kemudian grade B seharga Rp4.000 per kilogram.

“Kami juga masih memiliki potensi lahan seluas 360 hektare. Namun kami belum dapat menggarap lahan potensial tersebut, karena beberapa keterbatasan,” papar Camat Mekarsari, Moch Azis, Selasa (10/9).

“Untuk menanam nanas, lahan perlu diolah dulu. Salah satunya harus membuat galangan selebar 1 meter dan tinggi 0,5 meter. Dari lahan potensial itu, 110 hektare di antaranya sudah mulai dikerjakan,” imbuhnya.

Seandainya Mekarsari memiliki total lahan 720 hektare, sudah bisa dibayangkan keuntungan yang diperoleh warga. Faktanya dari setiap produksi dalam beberapa tahun terakhir, nanas Tamban selalu sold out.

“Kami baru bisa melayani permintaan dari Banjarmasin, karena kehabisan stok dan lahan penghasil nanas berkualitas super masih sedikit,” jelas Aziz.

“Juga akibat keterbatasan lahan dan ketersediaan, kami terpaksa menolak permintaan sebanyak tiga kontainer per bulan dari Jawa Timur,”

Untuk menyiasati keterbatasan lahan dan permintaan pasar, masyarakat mengatur jadwal panen agar tak serentak agar stok tak pernah kosong. Pun tidak dikenal istilah panen raya dan penjualan sebisa mungkin menghindari musim buah lain.

Sedianya masyarakat setempat sudah menanam nanas sejak 1970. Namun budidaya nanas yang menerapkan teknologi pertanian baru dilakukan beberapa tahun terakhir di lahan seluas 367 hektare tersebut.

Dari sembilan desa di Mekarsari, pengembangan nanas Tamban berpusat di Mekarsari, Jelapat II, Tinggiran Darat dan Tinggiran Baru.

Selain terkenal manis dan memiliki bobot rata-rata hingga 1,95 kilogram, nanas Tamban gampang dikupas karena mata buah dangkal dan lebih sedikit dibanding nanas varietas lokal lain.

Keunggulan nanas Tamban ini juga disebabkan tempat tumbuh di lahan pasang surut tipe A. Maksudnya lahan terluapi air sungai ketika terjadi pasang besar dan pasang kecil air laut.

“Juga demi mempertahankan kualitas, kami menggelar lomba nanas dalam event tahunan Festival Nanas Mekarsari,” timpal Munawar Khalil, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Mekarsari.

“Selain rasa, aroma dan ukuran, unsur lain yang dinilai dari lomba nanas adalah kadar air. Nanas sendiri termasuk 10 buah yang memiliki kadar air tinggi,” tandasnya.

img

Penampilan pencak silat ikut meramaikan Festival Nanas Mekarsari 2019 di Kecamatan Mekarsari yang direncanakan menjadi agenda tahunan. Foto-bakabar.com/Bastian Alkaf

Baca Juga: Dirangkai Puluhan Hari, Nanas Festival di Mekarsari Ludes 10 Menit

Reporter: Bastian AlkafEditor: Syarif



Komentar
Banner
Banner