“Seandainya saya orang berada, maka akan saya sediakan posko makanan gratis seperti yang dilakukan Polres Kotabaru.”
Muhammad Robby, BANJARMASIN
Begitulah ucapan yang disampaikan eks petugas pencatat kWh meter di Bumi Saijaan, Burhanuddin, beberapa tahun silam.
Kala itu, Kotabaru sedang dalam masa paceklik. Jangankan berbagi rezeki kepada sesama, untuk sekadar mencari nafkah demi keluarganya saja dia kewalahan.
Apalagi Burhan kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai petugas pencatat kWh meter dan memilih terjun ke dunia politik. Akibatnya, dia pun harus rela kehilangan mata pencaharian utamanya.
Namun, nasib orang siapa yang tahu?
Pemilihan Legislatif 2019 lalu mengubah hidup Burhan dan keluarganya 180 derajat. Dengan hanya bermodalkan Rp 700 ribu, ia berhasil melenggang ke Rumah Banjar dan resmi menjabat sebagai anggota Komisi II DPRD Kalsel periode 2019-2024.
Dalam kontestasi itu, dia berhasil memperoleh suara terbanyak kedua di Dapil 6, Kabupaten Kotabaru-Tanah Bumbu dengan14.646suara. Terdiri dari 6.242 suara di Kotabaru dan 8.394 suara di Tanah Bumbu.
Namun, kesuksesan yang berhasil diraihnya itu memang tak semudah yang dibayangkan orang. Tak semudah membalik telapak tangan. Jatuh bangun pernah ia rasakan.
Mengawali karier politik sejak awal reformasi, kegagalan demi kegagalan begitu akrab dengan Burhan. Pada empat Pemilu berturut-turut yakni tahun 1999, 2004, 2009, dan 2014, impiannya kandas. Ia tak pernah berhasil meyakinkan rakyat untuk memilihnya sebagai anggota DPRD Kabupaten Kotabaru.
Seperti sebuah lagu, Burhanuddin yang dahulu, bukan Burhanuddin yang sekarang.
Pasca-dilantik sebagai wakil rakyat pada Oktober 2019 kemarin, ia langsung mewujudkan impiannya untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan. Dari situ tercetuslah program “Jumat Peduli Sesama”.
Dalam program itu, Burhan sekeluarga membagikan puluhan nasi bungkus kepada mereka yang membutuhkan, dari panti asuhan, tukang becak, dan warga yang berada di trotoar jalan raya.
“Nasi bungkus itu dimasak langsung oleh istri saya,” ucap Burhanuddin saat berbincang dengan bakabar.com di kediamannya, Jumat (24/4) sore.
Program Jumat Peduli Sesama itu pun berlanjut hingga Ramadan tahun ini. Jumlah nasi bungkus yang dibagikan pun meningkat menjadi ratusan. Tak bermaksud riya’, ia hanya ingin hati orang yang memiliki kemampuan finansial di Kalsel terketuk dan peduli terhadap sesama.
Apalagi wabah Covid-19 terus bergentayangan, menghantui siapa saja tanpa mengenal miskin atau pun kaya.
“Saya bukan bermaksud riya’, tapi semoga yang lain ikut terketuk hatinya membantu sesama yang membutuhkan. Karena saya pribadi pernah berada di posisi itu, sehingga saya sering kali sedih melihatnya,” pungkasnya.
Editor: Puja Mandela