bakabar.com, JAKARTA - Kacamata memiliki sejarah panjangnya, namun mari berkenalan dengan salah satu pencetus kacamata Bifokal, Benjamin Franklin.
Benjamin Franklin atau sering dikenal Ben Franklin, serta memiliki nama samaran Richard Saunders. Lahir pada 17 Januari 1706 di Boston, Massachusetts.
Mungkin Anda familiar dengan wajahnya, benar sekali, wajahnya terukir dengan jelas pada uang dollar Amerika. Ia merupakan sosok multitalent pada masanya, serta memiliki banyak gelar yang diterimanya.
Ia juga salah satu founding fathers dan membantu merancang Deklarasi Kemerdekaan Amerika, dan menjadi delegasi pada Konvensi Konstitusi.
Tak hanya sebagai Bapak Pendiri saja, Franklin juga bergelar seorang pencetak, penulis, investor, ilmuan dan seorang diplomat.
Juga turut memberikan kontribusi penting bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam kelistrikan, serta dikenang karena kecerdasan, kebijaksanaan dan keanggunan tulisannya.
Ben Franklin dan Kacamata Bifokal
Salah satu penemuan yang mempermudahnya adalah Kacamata Bifokal, yaitu sebuah kacamata yang membantunya agar dapat fokus melihat objek dekat dan jauh secara bersamaan.
Hal tersebut didasari karena permasalahan penglihatannya yang semakin memburuk seiring bertambah usia.
Franklin pun berinisiatif merancang penemuan yang dapat membantunya melihat jarak jauh dan tetap dapat melanjutkan hobi membacanya.
Baginya, kacamata saja tidak cukup, dan menggambarkan penemuannya sebagai 'kacamata ganda' versi terbaru, dan kemudian dikenal dengan kacamata bifokal.
Pada 1784, Franklin dengan ahli kacamatanya memotong lensa tersebut menjadi dua dan menjahit lensanya dengan lensa baca di bagian bawah dan kacamata jarak jauh di bagian atas.
Hal tersebut terbilang memiliki proses sederhana, namun dapat menggurangi kesulitannya saat mengganti kacamata jarak jauh dan jarak dekat.
Diketahui pada 1683 konsep kacamata dengan bingkai terpisah ini pertama kali ditenarkan, namun tidak mengetahui siapa pencetus hal tersebut.
Kemudian ia pun meyakinkan teman-temannya yang mengalami gangguan penglihatan, bahwa kacamata ini dapat membantu mereka untuk mempermudah melihat secara bersamaan.
Kepergian Sang Ilmuan dan Perkembangan Kacamata Bifokal
Benjamin Franklin meninggal dunia pada usianya ke 84 tahun, pada 17 April 1790, di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Dua dekade setelah kematian Franklin, Thomas Jefferson (Presiden Amerika Serikat ke-3) meminta untuk dibuatkan kacamata temuan Franklin.
Setelah memakainnya beberapa waktu, ia menyebarkannya pada rekan-rekannya yang memiliki hipermetropia (rabun dekat), dan mengadopsi penemuan tersebut dan memasarkannya.
Sejak perkembangannya itu, miliaran orang telah mendapatkan penglihatan yang lebih baik setelah menggunakan kacamata bifokal tersebut.
Tanpa penemuan kacamata bifokal, banyak orang dengan gangguan penglihatan akan bergantung pada satu kacamata yang dirasa kurang nyaman.
Kacamata bifokal Benjamin Franklin menjadi awal mula terinspirasi atas kacamata modern, yang mungkin saat ini memiliki tiga atau lebih kaca cembung dengan tingkat berbeda.
Hingga saat ini, perkembangan kacamata pun semakin dilakukan, tidak hanya sebagai alat bantu penglihatan, namun juga sebagai aksesoris dan fesyen bagi beberapa orang.