bakabar.com, BANJARMASIN – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi damai di Jalan Lambung Mangkurat, Jumat (4/10) sore. Tuntutan mereka menyuarakan kembali gerakan penyelamatan Meratus.
“Hari ini kita ingin menarik simpati orang yang lewat. Menyadarkan mereka kalau ada yang salah dari Kalsel,” ucap Koordinator Aksi Jamal kepada bakabar.com di lokasi aksi.
Puluhan massa berasal dari mahasiswa lintas universitas di Kalsel yang bergabung bersama BEM SI. Mereka bergerak dari halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin menuju simpang empat Jalan Lambung Mangkurat.
Aksi berlangsung kondusif dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian, tanpa menutup akses jalan di sekitar.
Salah satu tuntutan yang disuarakan adalah mencabut izin pertambangan yang ada di Meratus.
Direktur Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono dalam arahannya memaparkan dari 3,7 hektar lahan yang ada di Kalsel, 50 persen di antaranya berupa areal tambang dan perkebunan sawit.
“Ada masyarakat Dayak Meratus yang masih hidup di sana. Karena jasa merekalah hari ini udara bersih. Sebutan Seribu Sungai jangan sampai menjadi Seribu Tambang,” kata dia.
Ya, gelombang perlawanan akan aktivitas pertambangan di Pegunungan Meratus atau tepatnya Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kian deras mengalir.
Mahasiswa masih menjadi garda terdepan sebagai penggerak aksi. Mereka juga sebelumnya sepakat untuk menolak hasil revisi RUU KUHP, UU KPK, Minerba, Pertahanan, Permasyarakatan dan Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).
“30 Perguruan tinggi berkumpul berbicara tentang lingkungan untuk menarik simpati orang yang lewat dan menyadarkan mereka kalau di Kalsel ada yang salah,” tutur Jamal.
Menurutnya ketika eksploitasi Meratus dipaksakan, maka bahan pokok seperti beras dan buah-buahan bakal sulit. Termasuk air bersih. Banyak juga petani yang menggantungkan hidup di sana.
“Pemerintah tidak berhak menyentuh [Meratus], hari ini dan seterusnya tugas kita untuk mengawal menyelamatkan Meratus,” tuturnya.
Dalam konteks Meratus, mereka menyatakan untuk tidak percaya dengan tugas dan kewajiban anggota DPRD dan pemerintah.
Penilaiannya akan wakil rakyat tersebut hanya mementingkan diri sendiri, dibandingkan warga kecil yang kebingungan.
Aksi berlangsung kondusif dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian. Tak ada penutupan ruas jalan selama aksi berlangsung.
Baca Juga: BEM Seluruh Indonesia Sepakat Tolak Eksploitasi Meratus!
Baca Juga: Di Banjarmasin, BEM-SI Beberkan Alasan Tolak Bertemu Jokowi
Reporter: Musnita Sari/Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah