Hot Borneo

Tak Ada Hewan Kurban di Banjarmasin yang Terindikasi PMK dan LSD

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin terus melakukan pemantauan terhadap hewan kurban yang masuk di Banjarmasin.

Featured-Image
DKP3 Banjarmasin melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di RPH Basirih. Foto: apahabar.com/Riyad

bakabar.com, BANJARMASIN - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin terus melakukan pemantauan terhadap hewan kurban yang masuk di Banjarmasin.

Medik Veteriner di DKP3 Banjarmasin, drh Annang Dwijamiko mengatakan, hingga saat ini penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin diseses (LSD) belum ditemukan di Banjarmasin.

"Masih nol kasus," kata drh Annang, Kamis (22/6).

Anang bilang, menjelang Idul Adha, hewan kurban akan terus dipantau. Khususnya, untuk hewan kurban yang tidak memiliki ear tag. Hewan-hewan tersebut akan diperiksa ulang. 

Termasuk hewan kurban yang sudah memilik ear tag. Nantinya di ear tag akan ada barcode yang menunjukan sudah divaksin atau belum hewan kurban tersebut. 

"Memang masih ada ditemukan hewan kurban yang belum vaksin. Sampai di sini kami vaksin. Yang kami pastikan mereka harus dalam kondisi sehat," jelasnya. 

Untuk kasus LSD merupakan penyakit hewan pada bagian kulit. Dimana kulit menonjol dan menular bagi hewan lainnya. 

"Hewan yang dikurbankan syaratnya sehat. Makanya, tidak dianjurkan jika ada hewan yang terinfeksi menjadi hewan kurban," jelasnya. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Muhammad Makhmud mengatakan saat ini ada 600 sapi yang ada di RPH Basirih. 

Sapi-sapi ini merupakan pesanan orang. "Nanti masuk lagi per dua hari 200 ekor masuk. Nanti ditarget ada 2.600 ekor yang akan dikurbankan. Hingga H-2 nanti, target tersebut saya rasa bisa terpenuhi," jelasnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner