bakabar.com, BANJARMASIN – Sejak dirilis pada akhir tahun 2018 lalu, kelotok wisata milik Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin menjadi satu-satunya perahu yang disebut sesuai Undang Undang Nomor 17 Tahun 2018 tentang keselamatan pelayaran.
Desain yang diusung tak hanya unik, tapi denah biru dari Dishub Banjarmasin tersebut belum ada yang menyamai sampai sekarang.
Bentuk kursi, atap, warna dan motif yang sehingga kekentalan nuansa ikon ibu kota Provinsi Kalsel. Rupanya keunikan desain tersebut diyakini mampu menarik minat motoris kelotok wisata Siring Piere Tendean dan Patung Bekantan.
Berkaca pada model yang ada, kelotok wisata dipandang kurang memberikan rasa aman buat penumpang. Karena itu lah Dishub berencana menggelar razia terhadap penumpang yang duduk atau berdiri di atas kelotok. Akibatnya juragan kelotok memilih mogok.
Aksi demokrasi itu mencuat usai terbitnya surat edaran Dinas Perhubungan nomor 551.43/229/Dishub/2019 yang melarang penumpang naik keatas atap perahu mesin.
“Operasional kelotok wisata masih belum mengutamakan keselamatan para penumpang. Terutama, dalam membebaskan para penumpang untuk duduk di atas atap klotok. Sebab posisi itu sangat berisiko bagi keselamatan penumpang,” ujar Kepala Dishub Kota Banjarmasin Ichwan Noor Chalik.
Baca Juga:Diredam Ibnu Sina, Pemilik Kelotok Luluh
Menurutnya, saat ini masih banyak kelotok yang digunakan untuk membawa wisatawan susur sungai kurang memperhatikan keselamatan para penumpang.
Makanya, Dishub Banjarmasin membuat kelotok berkapitas 40 penumpang. Desain yang cukup apik sehingga penumpang bisa menikmati wisata susur sungai tanpa harus duduk di atas atap kelotok.
"Keunggulan dari kelotok ini adalah penumpang tak bisa lagi naik ke atas atap kapal. Kelotok ini menyediakan kursi yang khusus untuk tempat duduk. Bukan malah, bisa duduk Jongkok," kata Ichwan, terkekeh.
Ia berharap ke depan desain kelotok milik Dishub Banjarmasin bisa menjadi contoh transportasi sungai yang aman dan nyaman untuk keperluan wisatawan.
"Jadi, kelotok yang ada bisa direnovasi dan mengambil contoh kelotok yang aman ini," ucap Ichwan.
Menurutnya lagi, keselamatan penumpang tetap diutamakan, terlebih lagi mengarungi sungai yang cukup lebar dan dalam di Banjarmasin.
"Jika kecelakaan bagi orang yang duduk di atas atap kelotok itu terjadi? Siapa yang bertanggungjawab? Makanya, kami membuat contoh kelotok yang lebih safety," tutur Ichwan.
Baca Juga:Edaran Dishub Berbuntut, Puluhan Kelotok Mogok Massal
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Syarif