bakabar.com, MARABAHAN – Sekalipun mendapat tambahan guru dari pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019, Barito Kuala tetap kekurangan ratusan guru Sekolah Dasar (SD).
Dalam perekrutan CPNS 2019, Batola memperoleh 175 formasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dengan rincian tenaga guru 85 formasi, kesehatan 58 formasi dan teknis 32 formasi.
Meski sudah diumumkan, belum diketahui rincian jabatan yang ditempati, termasuk kuota untuk tenaga pengajar.
Pun seandainya 85 formasi yang disediakan tersebut hanya untuk guru SD, tetap saja tidak dapat menutupi kekurangan di Batola.
“Kami tetap harus bersyukur mendapatkan 85 formasi dari CPNS 2019. Namun sejak 2018 saja, Batola kehilangan 104 guru lantaran pensiun maupun meninggal,” cetus Kepala Dinas Pendidikan Batola, H Sumarji, Jumat (8/11).
“Dengan kata lain, perekrutan 85 CPNS tersebut belum dapat menutupi kekurangan guru yang pensiun,” imbuhnya.
Bahkan seandainya tidak terdapat guru yang pensiun maupun meninggal, penambahan tenaga pengajar tetap harus dilakukan. Penyebabnya antara lain pendirian sekolah baru atau penambahan ruang kelas baru.
Batola sendiri membangun dua sekolah baru. SDN Handil Bakti 2 di Kompleks Batola Residence Kecamatan Alalak, serta SMP Tamban 8 Desa Jelapat I Kecamatan Tamban yang semuanya memerlukan guru.
Menukil Data Pokok Pendidikan Dasar Menengah (Dapodikdasmen) per semester ganjil 2019/2010, terdapat 29.457 siswa SD di Batola. Sedangkan peserta didik SMP berjumlah 8.808 orang.
“Dengan total 273 SD, Batola baru memiliki 1.674 guru PNS dari jumlah ideal 2.604 guru. Untuk mencapai jumlah ideal, dibutuhkan sekitar 930 guru PNS lagi,” papar Sumarji.
“Sedangkan dari total 58 SMP, telah ditangani 601 guru PNS dari jumlah ideal 638 guru. Artinya Batola masih membutuhkan 37 guru PNS lagi,” imbuhnya.
Namun kalau dibandingkan dengan SD, ketersediaan guru PNS untuk SMP bersifat faktual, lantaran terdapat kelebihan dan kekurangan. Untuk menentukan kekurangan atau kelebihan, perhitungan menggunakan jumlah rombongan belajar dan jam mengajar.
“Seperti guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang kelebihan 21 orang. Di sisi lain, guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), kurang sampai 70 orang,” tandas Sumarji.
Baca Juga: Terganjal Aturan, Dilema Pemkot Banjarmasin Benahi Kawasan Kumuh di Bantaran Sungai
Baca Juga: Makam Lettu H Awang Nasir Pindah ke Makam Pahlawan, Keluarga Haru
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Muhammad Bulkini