Kalsel

Banjir Kalsel, LSM dan Advokat Siapkan Gugatan Class Action

apahabar.com, MARTAPURA – Banjir terparah sepanjang sejarah di Kalsel bakal masuk ranah hukum. Perwakilan LSM 11…

Featured-Image
Perwakilan Lembaga Swasta Masyarakat (LSM) dari 11 Kabupaten/Kota dan masyarakat terdampak banjir dibantu dengan 50 advokat gelar rapat persiapan di Markas P3HI. Foto-Madani

bakabar.com, MARTAPURA - Banjir terparah sepanjang sejarah di Kalsel bakal masuk ranah hukum. Perwakilan LSM 11 kabupaten/kota bersama 50 advokat bersiap melayangkan gugatan class action ke PN Banjarmasin, besok Senin (1/2).

Ketua Umum Perkumpulan Pengacara dan Penasehat Hukum Indonesia (P3HI) Kalsel, Aspihani Ideris menegaskan, dampak banjir di Kalsel ini menjadikan dasar LSM bersama advokat dari P3HI akan melakukan gugatan class action.
"Gugatan class action ini yang pertama di Kalsel, bahkan di Kalimantan," kata Aspihani Idris.

Gugatan class action tersebut akan dilayangkan ke perusahaan pertambangan.

"Gugatan ini kita lakukan dengan harapan pemerintah dapat melakukan seleksi dengan ketat untuk perusahaan tambang, juga perkebunan sawit besar," tekannya.

Gugatan itu siap diajukan bukan tanpa sebab. Dijelaskan Aspihani, banyak masyarakat yang mengalami kerugian karena banjir besar yang dimulai karena rusaknya lingkungan.

Dari segi materi, mungkin nilainya mencapai triliunan. Akibat banjir, sawah rusak, tambak ikan warga hanyut disapu banjir.

Untuk korban jiwa, Aspihani mengemukakan, ada yang meninggal karena tersengat listrik, hingga satu keluarga tertimbun longsor.

Dari beberapa hal tersebut membuat pihaknya mantap mengajukan gugatan. Ia sadar jika melawan pemerintah, kadang sulit untuk memenangkan sebuah perkara.

Namun ia tetap berupaya membuktikan jika hukum di Kalsel berjalan dengan maksimal.

"Kita semua berharap hukum itu sebuah panglima perang, yang artinya kita berharap jangan sampai tajam ke bawah tapi tumpul di atas," ucapnya.

Aliansyah, aktivis LSM berharap, dengan adanya gugatan class action ini, tidak ada lagi banjir besar di Kalsel.

"Semoga apa yang kita alami hari ini tidak akan dirasakan lagi oleh anak cucu kita," tutupnya.



Komentar
Banner
Banner