bakabar.com, MARTAPURA - Sejumlah santri di Kabupaten Banjar memilih tiduran di atas atap karena rumah yang mereka tinggali terendam banjir.
Mereka tinggal di Desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur.
"Sudah mulai malam tadi di atas atap, karena lantai sudah terendam banjir," ujar Sarwani saat ditemui wartawan, Selasa (28/2).
Baca Juga: Modus Top Up DANA, Tipu Muslihat Bapak-Bapak di Palangka Raya Viral
Dengan bermodalkan beberapa helai kain, ia menggelar tenda darurat di atas atap. Padahal, banjir dalam rumah baru di atas mata kaki.
"Berlima di atas atap," tuturnya.
Makan hingga tidur mereka lakukan dalam tenda kain tersebut tanpa peduli hujan turun.
"Dinyaman - nyamanakan ai (dinikmati saja tinggal di atap)," ucapnya.
Di Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Desa Dalam Pagar itu, proses belajar mengajar dilakukan di tengah genangan air.
Kendati demikian, para guru dan santri tetap semangat mengikuti pelajaran.
Baca Juga: Distribusi Air di Sungai Andai Banjarmasin Lancar Jaya Setelah 10 Tahun
Saat ini banjir tak kunjung surut sejak Minggu (26/2) lalu, akibat Sungai Martapura meluap setelah menerima kiriman dari hulu Sungai Riam Kiwa dan Kanan.
Mengutip dari data BPBD Kabupaten Banjar per Senin (27/2), banjir telah melanda 11 kecamatan. Tercatat sebanyak 10.736 rumah terendam, serta 11.754 kepala keluarga dan 49.820 jiwa turut terdampak.