bakabar.com, BANJARMASIN - Vaksin Covid-19 buatan Indonesia, IndoVac dan InaVac segera diluncurkan, 12 November ini.
Sejauh ini sosialisasi untuk vaksin IndoVac dan InaVac telah dikantongi seluruh Dinas Kesehatan (Dinkes), termasuk Banjarmasin.
Kepala Dinkes Banjarmasin, Muhammad Ramadhan mengatakan pihaknya siap mendistribusikan vaksin IndoVac dan InaVac tersebut.
"Kalau sudah ada ya kita siap distribusikan,” ujar Ramadhan dikutip banjarmasin.bakabar.com dari Antara, Kamis (10/11/2022).
Menurut dia, keberadaan vaksin IndoVac dan InaVac terbilang barang baru, namun sudah diuji kliniknya dengan hasil aman.
Ia berharap, masyarakat tetap bersedia menggunakannya untuk penguatan kekebalan tubuh sehingga dapat menangkal penularan Covid-19.
"Harapan kita kepada masyarakat, apapun jenis vaksin ya harus diterima karena pasti sudah diuji klinis semua dan baik untuk daya tahan tubuh," katanya.
Informasi Kementerian Kesehatan RI, ungkap Ramadhan, untuk vaksin InaVac mulai diluncurkan pada 12 November 2022.
Sembari menantikannya, Dinkes Banjarmasin masih menunggu petunjuk teknis untuk pelaksanaannya.
"Kita tunggu petunjuk teknis detailnya seperti apa," ucapnya.
Akan tetapi, Dinkes Banjarmasin sudah menerima sosialisasi terkait dengan rencana penggunaan dua jenis vaksin baru ini bagi masyarakat umum.
“Untuk rincinya seperti dosisnya berapa, apakah hanya diberikan untuk 'booster' (penguat) saja, itu masih menunggu informasi selanjutnya," kata dia.
Dia berharap, masyarakat terus waspada dan menerapkan protokol kesehatan sebab kasus Covid-19 di Kalsel terus bertambah.
Bahkan, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kalsel pada Rabu, melaporkan positif Covid-19 bertambah 33 kasus.
Baca Juga: Sikap Dinkes Banjarmasin Soal Larangan Obat Sirup
Jadi Booster
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 buatah Indonesia.
Seperti diketahui, vaksin IndoVac diproduksi BUMN dan InaVac dari Universitas Airlangga (Unair).
Untuk vaksin InaVac akan menjadi suntikan primer atau dosis satu dan dua. Namun, juga akan bisa dipakai untuk booster. Sebab, telah banyak masyarakat yang sudah mendapat suntikan vaksin primer.
"Booster Indovac sudah, Inavac belum. Jadi sekarang saya sedang berusaha bekerja sama dengan Unair, PT Biotis dan BPOM, biar cepat itu keluar izin untuk booster di Inavac," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi kepada wartawan dilansir cnnindonesia.com.
Menurutnya Kemenkes sudah menganggarkan masing-masing 5 juta dosis, jadi 10 juta dosis vaksin buatan Indonesia.
"Jadi Inavac dan Indovac sudah saya anggarkan. Sebenarnya mau saya keluarkan Oktober, cuma kan mundur dari keluar izin resminya. Saya harapkan November ini sudah keluar. Sehingga kita bisa cepat dapat barangnya, sehingga bisa segera kita suntikan," jelasnya.
Lantas, apa yang membuat izin resmi penggunaan vaksin dalam negeri untuk booster menjadi lama? Menurutnya, ini karena uji klinis vaksin Invac masih berjalan.
"Kita dorong supaya bisa lebih selesai dan mereka ngasih izinnya ke BPOM dan izinnya keluar dari BPOM. Kita harapkan bisa November ini bisa keluar," ujarnya.
Budi mengatakan vaksin booster sebelumnya merupakan produk impor dari luar negeri. Kemudian, saat Oktober sudah dijadwalkan menggunakan vaksin dalam negeri, sehingga tidak perlu melakukan impor.
Namun nyatanya mundur ke bulan November. Oleh karena itu, ketersediaan vaksin booster tidak banyak.
"Jadi kemarin Oktober sempat 2 minggu agak kosong, kita impor lagi. Tapi bukan bayar, tapi dari donasi. Jadi kita impor 5 juta dosis pfizer. Lalu dua minggu lalu sudah didistribusikan ke daerah-daerah. Jadi saya rasa sudah tidak ada masalah," urainya.
Saat ini, masih ada 6 juta dosis vaksin Covid-19. Jumlah tersebut dirasa cukup hingga 100 hari atau dari awal November sampai Januari.
Baca Juga: Menkes Bongkar Subvarian Baru Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19