Tak Berkategori

Bamsoet Minta Pemerintah Segera Eksekusi Stimulus untuk Pers

apahabar.com, JAKARTA – Langkah pemerintah yang akan memberikan stimulus kepada industri pers dalam menghadapi pandemi Covid-19…

Featured-Image
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima audiensi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) 2020-2025, di ruang kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (28/7). Foto: Istimewa

bakabar.com, JAKARTA – Langkah pemerintah yang akan memberikan stimulus kepada industri pers dalam menghadapi pandemi Covid-19 diminta untuk segera terealisasi.

Hal tersebut disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima audiensi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) 2020-2025, di ruang kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (28/7).

Stimulus tersebut harus segera dieksekusi sehingga industri pers tak mati lantaran pandemi Covid-19.

Dukungan pemerintah terhadap pers menunjukkan keseriusan untuk memfasilitasi penyediaan informasi yang akurat kepada masyarakat.

“Pers menjadi garda terdepan dalam memerangi hoaks Covid-19," kata Bambang Soesatyo, dalam siaran pers JMSI yang diterima bakabar.com.

Dewasa ini, kata Bamsoet, yang pernah menggeluti dunia jurnalistik ini menilai tantangan terbesar media massa bukan lagi bersumber dari otoriter negara, melainkan para buzzer di media sosial yang memproduksi hoaks dan hate speech sesuai pesanan.

Namun demikian, ia menegaskan media tak boleh kalah. Media harus tetap membuktikan diri sebagai rujukan utama masyarakat mendapatkan informasi yang akurat.

Ia pun mengurai riset dari lembaga Edelman Trust Barometer di 2019 terkait tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa di 26 negara.

Dalam riset tersebut, media siber di Indonesia dinilai masih eksis. Di mana dari 26 negara, hanya 4 negara yang rakyatnya masih percaya terhadap media massa, yakni China (76 persen), Indonesia (70 persen), India (64 persen), dan Uni Emirat Arab (60 persen).

"Rakyat di negara-negara besar justru tak menaruh kepercayaan tinggi terhadap media massa. Misalnya Rusia (26 persen), Turki (27 persen), Jepang (35 persen), Inggirs (37 persen), maupun Amerika Serikat (48 persen)," jelas Bamsoet.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menyoroti masih rendahnya indeks kebebasan pers Indonesia.

Sebagaimana dirilis Reporters Without Borders, organisasi internasional yang melakukan penelitian mengenai kebebasan pers dunia, dalam laporan 2019 World Press Freedom Index yang menempatkan Indonesia di posisi 124 dari 180 negara.

"Kondisi jurnalistik kita saat ini cenderung terus membaik. Pers bebas mengabarkan apa pun tanpa takut menghadapi tekanan kekuasaan. Informasi apapun bisa didapat dengan mudah, karena setiap orang bebas menyuarakan tentang apapun. Memang masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan, yang menjadi tugas kita bersama," jelas Bamsoet. (*)

Editor: Fariz Fadhillah

TEKS:



Komentar
Banner
Banner