bakabar.com, BATULICIN – Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Tanah Bumbu menggelar sosialisasi terkait penanganan konflik sosial di daerah.
Sosialisasi digelar untuk membangun sinergi dalam penyelesaian konflik sosial menjelang Pilkada serentak 2020.
“Semua anggota tim terpadu penanganan konflik sosial di Tanah Bumbu kita undang untuk berkoordinasi memetakan sebaran potensi konflik sosial menjelang Pilkada,” ujar Kepala Kesbangpol Tanah Bumbu, Darmiadi, Selasa (25/8).
Melalui kegiatan ini, kata Darmiadi, mereka ingin mengetahui serta dapat mencegah dan mengantisipasi semua konflik dengan penanganan yang lebih cepat, sehingga tidak menjadi besar.
“Kita ingin melakukan sinergi, dari tingkat kabupaten dan kecamatan dengan melakukan komunikasi, koordinasi dan konsolidasi untuk penanganan konflik sosial di masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Tanah Bumbu, melalui Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Anwar Salujang, menyambut baik dan sangat mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan sosialisasi penanganan konflik sosial di daerah.
“Kegiatan ini sangat penting dan strategis sebagai upaya kita bersama mengantisipasi terjadinya konflik sosial dalam rangka membangun harmonisasi di tengah masyarakat,” ujarnya.
Saat ini dalam pencegahan terjadinya konflik sosial, bukan lagi hanya sekadar pendekatan keamanan dan pembangunan fisik, tetapi juga pendekatan budaya serta nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, yakni kegotong-royongan, kepedulian, menghormati perbedaan, menghargai dan toleransi.
Melalui momentum tersebut, Bupati juga mengajak semua untuk terus menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan leluhur bangsa, sekaligus merespon isu-isu aktual, baik yang bersumber dari dalam maupun luar negeri.
Seperti radikalisme, terorisme, gerakan intoleran, politik adu-domba, sehingga kewaspadaan masyarakat terhadap potensi konflik sosial yang bisa mengganggu dan mengancam dis-integrasi bangsa dapat ditingkatkan.
“Tugas kita saat ini membangun penguatan kembali, bahwa keberagaman yang dimiliki bangsa kita tidak boleh dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri tanpa diakhiri ke-eka-an, seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi keberagaman, ke-bhinneka-an, harus diakhiri dengan ke-eka-an, dan diikat dengan Pancasila,” ujarnya.
Kemudian mengajak segenap warga untuk membangun jiwa, hati dan perilakunya yang harus merah putih.
“Oleh sebab itu, mari kita sirami suasana hati kita, pikiran, lisan dan perilaku agar Merah Putih dan NKRI tetap terjaga,” pungkasnya.
Editor: Puja Mandela