Pemilu 2024

Anies Persoalkan Negara Komersialisasi Aktivitas Kebudayaan

Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan menyoroti peran negara yang melakukan komersialisasi dalam aktivitas kebudayaan.

Featured-Image
Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan. (Foto: apahabar.com/Aditama)

bakabar.com, JAKARTA - Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan menyoroti peran negara yang melakukan komersialisasi dalam aktivitas kebudayaan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut gedung-gedung pementasan teater mesti disewa jika ingin merawat aktivitas kebudayaan.

"Kebudayaan harus diubah, kalau ini dipandang sebagai aktivitas yang harus menghasilkan uang, itu tidak mungkin. Contoh, sewa. Anak-anak itu kalau mau pakai gor, itu bayar, itu harus sewa. Saya tanya kenapa harus sewa, dijawab karena aturannya gitu," ujar Anies dalam acara Bincang Budaya Kini dan Nanti di Taman Ismail Marzuki, Kamis (24/8) kemarin.

Baca Juga: Jawab Wacana Duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024, Ini Kata Surya Paloh!

Menurutnya, negara harus melihat kesenian dan kebudayaan sebagai aktivitas investasi yang bakal disemai manfaatnya dalam jangka panjang.

"Lah wong anak-anak mau main teater suruh bayar. Dengan anggaran Jakarta Rp80 triliun kerasa itu? Enggak kerasa sama sekali. Mindset kita jangan ini peminjaman, komersial, ini adalah aktivitas kebudayaan, anak-anak main teater, enggak usah (sewa)?," ujarnya.

Baca Juga: Respons Datar Ganjar soal Wacana Diduetkan dengan Anies

"Jadi saya melihat kebutuhan-kebutuhan itu jangan kita yang menentukan. Lalu yang kedua, bandingkan dengan negara-negara lain yang sudah memiliki perhatian di bidang kebudayaan secara serius sebagai benchmark," tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan Indonesia jangan pernah malu untuk belajar dan membandingkan karena hal tersebut dalam mendorong kemauan bangsa.

"Manfaatnya baru kita liat dua dekade lebih, dalam perjalanan itu pemerintah secara serius memberikan dukungan, kami melihat dalam kegiatan budaya negara itu memandang sebagai investasi bukan pengeluaran," jelasnya.

"Maka tidak perlu ada komersialisasi, karena itu bagian dari investasi," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner