bakabar.com, BATULICIN – Anggota MPR RI, Novri Ompusunggu, membicarakan banyak hal saat menyosialisasikan empat pilar kebangsaan di SMKS Al-Hidayah, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Senin (18/4).
Sedikitnya ada 150 peserta yang mengikuti sosialisasi tersebut. Tak hanya para siswa, tapi juga dari kalangan guru. Sosialisasi juga dihadiri sejumlah guru dari sekolah lainnya, yaitu SMKS Kodeco, SMKS Bangun Banua, SMKS DDI, SMKS Tuna Bangsa.
“Sosialisasi 4 pilar MPR RI dimaksudkan sebagai wujud untuk mempertahankan dan memelihara persatuan dan kesatuan negara republik Indonesia sebagaimana amanat dalam undang-undang MD3,” kata Novri yang juga sebagai anggota DPR RI perwakilan Kalsel, dalam sambutan pembukanya di hadapan ratusan pelajar.
Tugas tersebut, lanjut Novri, dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan MPR nomor 1 tahun 2014 tentang MPR. Salah satunya mengatur mengenai memasyarakatkan ketetapan MPR dan memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini kemudian bicara soal pentingnya memahami Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 45 sebagai konstitusi, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Empat pilar ini, menurut Novri, penting dipahami sebagai nilai dan norma kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Empat pilar itu juga dinilai sebagai kunci persatuan masyarakat Indonesia saat ini.
“Kita sebagai masyarakat atau warga negara, harus memiliki keyakinan bahwa keempat nilai-nilai tersebut merupakan prinsip-prinsip moral keindonesiaan yang memandu tercapainya perikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” kata Novri dengan nada penuh semangat.
Dia melanjutkan, NKRI sebagai bentuk negara merupakan hasil kesepakatan tokoh-tokoh pendiri bangsa. Konsep ini menganut bentuk negara kesatuan yang menjunjung tinggi otonomi dan kekhususan daerah sesuai dengan budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
“Oleh para pendiri bangsa bentuk negara kita ini diyakini bisa menjamin persatuan yang kuat untuk negara kepulauan,” sebut dia.
Kemajemukan masyarakat Indonesia kemudian menjadi topik yang dibahas Novri dalam sosialisasinya. Dia menyebut sebenarnya masyarakat Indonesia sudah memiliki modal kuat untuk bersatu yakni Bhineka Tunggal Ika.
“Kemajemukan bangsa merupakan kekayaan kita, kekuatan kita, yang sekaligus juga menjadi tantangan bagi kita bangsa indonesia, baik kini maupun yang akan datang. oleh karena itu kemajemukan itu harus kita hargai, kita junjung tinggi, kita terima dan kita hormati,” paparnya.
Menurut dia perbedaan-perbedaan itu juga bisa dimaknai sebagai anugerah bagi bangsa Indonesia. Karenanya, setiap perbedaan yang terjadi di lingkup keyakinanz budaya, bahkan politik harus diberi ruang untuk hidup.
Dia memandang empat pilar kebangsaan ini merupakan sesuatu yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat, termasuk penyelenggara negara. Ini juga dapat menjadi panduan dalam etika berpolitik, saat menjalankan pemerintahan, proses penegakan hukum, mengatur sektor perekonomian negara, hingga interaksi sosial kemasyarakatan.
“Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat menjadi panduan yang efektif dan nyata apabila semua pihak, segenap elemen bangsa konsisten mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” tandasnya.
Pada kesempatan itu juga ada sesi diskusi dan tanya jawab antara Novri Ompusunggu dan para pelajar.