bakabar.com, MARTAPURA - Ketua GP Ansor Kabupaten Banjar, Muhammad Syafi'ie Rifqi, meminta kepolisian menindak tegas pelaku pengeroyokan terhadap anggota Banser, supaya ada efek jera.
"Secara keorganisasian kami ingin para pelaku diproses dan dihukum sesuai peraturan berlaku, supaya ada efek jera," ujar Rifqi kepada bakabar.com di sela festival Hari Santri Nasional di Alun - alun Ratu Zalecha Martapura, Jumat (27/10) malam.
Pengeroyokan terhadap anggota Banser bernama M Yasin (21) terjadi pada Kamis (26/10) sekira pukul 24.00 Wita. Dia dianiaya ketika ia ingin pulang dari tugas pengamanan Hari Santri.
Hasanuddin, seorang saksi mata menyebut Yasin dikeroyok oleh enam preman.
Baca Juga: Tragis, Anggota Banser Dikeroyok Preman Saat Acara Hari Santri di Martapura
Ceritanya, ketika korban hendak pulang usai bertugas, ia mendengar ada suara perempuan meminta tolong dari belakang salah satu stan. Setelah dicari ternyata tidak ketemu. Lantas korban menuju parkiran.
Di parkiran dia melihat ada preman sedang cek - cok dan menggunakan senjata tajam. Korban berinisiatif melarai dengan berupaya mengambil senjata tajam dari tangan preman tersebut. Tak lama, datang pihak ketiga melarai antara korban dan pelaku dan dipisahkan.
"Setelah itu, korban berjalan meninggalkan lokasi ingin meminta bantuan ke temannya. ternyata Para preman tadi kembali mengejar dan mengeroyok korban. Dikeroyok menggunakan tangan kosong. Jumlahnya enam orang," kata Rifqi.
Baca Juga: Laskar Antasari Imbang Lagi, Rahmad Darmawan: Barito Kurang Tajam!
Alhasil, korban mengalami beberapa luka pada bagian wajah serta bibir akibat bogem mentah dari preman. Termasuk baju seragam Bansernya sobek pada bagian bahu kiri.
Berdasarkan info terbaru, aparat kepolisian sudah mengamankan enam pelaku tersebut.
"Kasus ini kami serahkan sepenuhnya kepada kepolisian, dan kami akan terus mengawal kasus ini sampai selesai," kata Rifqi.
Untuk pengawalan di sisa kegiatan Hari Santri, ia mengingatkan kepada anggotanya agar lebih waspada dan berhati - hati. Kemudian dia meminta dalam melakukan partoli dan pengamanan harus berkelompok, jangan sendirian.
"Kami mengharapkan aparat kepolisian dan TNI lebih meningkatkan pengawasan keamanan dalam tiap kegiatan, karena anggota kita jumlahnya juga sangat terbatas," pungkasnya.