Tak Berkategori

10 Napi Anak Ikut UN, Ini Perbedaannya

apahabar.com, BANJARMASIN – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tak hanya berlangsung normal di Sekolah Menengah Atas…

Featured-Image
Andikpas di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Martapura saat mengikuti try out ujian nasional. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tak hanya berlangsung normal di Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun tidak demikian dengan Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Martapura.

Khusus narapidana anak ini pelaksanaan ujian dijadwalkan 12-15 April. Formatnya pun dibagi, ada yang mengikuti UNBK dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).

Tahun ini peserta Ujian Nasional (UN) ada 10 orang. Rinciannya, 5 mengikuti UNBK dan 5 menghadapi USBN.

Humas Kanwil Kemenkumham Kalsel, Sugito mengatakan, tahun sebelumnya jumlah Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) yang mengikuti ujian sebanyak 8 orang. Tahun ini bertambah, menjadi 10 orang.

“Keikutsertaan 10 Andikpas itu sesuai hasil rapat di LPKA Martapura pada Senin kemarin. 5 orang melaksanakan USBN dan sisanya UNBK,” ujar Sugito saat dihubungibakabar.com, Selasa (2/4/2019).

Ia mengemukakan, pada pelaksanaan ujian, Andikpas juga menggenakan segaram sekolah putih biru, lengkap dengan dasi biru.

Baca Juga:Soal UNBK Matematika Dikeluhkan Siswa SMA

Selain ada perbedaan waktu, Andikpas akan mengikuti ujian pada sekolah bergengsi, yaitu SMKN 1 Martapura. Sugito mengemukakan, ada seorang Andikpas berinisial AP akan sudah mengikuti UNBK di SMKN 2 Banjarmasin 29 Maret 2019 lalu.

Kesempatan itu diberikan agar tidak menghilangkan hak Andikpas yang masih mengenyam pendidikan untuk mengikuti UNBK dan akan membantu memfasilitasi hak-hak mereka.

Sementara itu Kepada Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Budaya Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammadun saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.

Menurut pejabat yang akrab disapa Madun ini, jika tempat pelaksanaan UNBK bagi mereka tergantung dari situasi dan kesepakatan.

"Jika di Lapas memiliki komputer yang memadai bisa saja digelar di Lapas, namun jika memungkinkan mengikuti di sekolah akan dilakukan pendampingan," kata dia.

Namun ia memastikan jika Pemprov Kalsel akan membantu memfasilitasi para siswa yang akan mengikuti UNBK, meski sedang tersangkut masalah hukum.

"Diharapkan setelah ke luar dari pembinaan mereka memiliki ijazah untuk bekal melanjutkan masa depan mereka," tandasnya.

Baca Juga: Demi UNBK, Guru Jemput Siswa yang Terlambat

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner