kesehatan mental

Viral Unggahan di Medsos Mengaku ADHD, Sebenarnya Apa Itu?

Sebuah unggahan di TikTok memperlihatkan sejumlah kelakuan yang diklaim sebagai gejala ADHD alias Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Ilustrasi ADHD. Foto: YPKA.

apahabar.com, JAKARTA – Jagat maya tengah dihebohkan dengan sebuah unggahan akun TikTok @mahasiswamalas7. Betapa tidak, kontennya itu memperlihatkan sejumlah kelakuan yang diklaim sebagai gejala ADHD alias Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Video berdurasi 15 detik itu menampilkan seseorang yang seolah tidak bisa fokus saat sedang berjalan. Dirinya seakan mesti menginjak keramik dengan pola tertentu, menyingkirkan batu di hadapannya, bahkan menendang-nendang botol yang dibawa dengan lututnya.

Lantas, apakah klaim yang demikian benar adanya? Benarkah kebiasaan-kebiasaan tersebut termasuk gejala ADHD? Merangkum berbagai sumber, berikut ulasan selengkapnya:

Sebenarnya, Apa Itu ADHD?

ADHD sendiri merupakan gangguan mental yang membuat pengidapnya berperilaku impulsif dan hiperaktif. Gangguan ini lazimnya menyerang anak-anak, di mana menyebabkan mereka kesulitan memusatkan perhatian pada satu hal dalam satu waktu.

Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian menunjukkan ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko anak terkena gangguan itu, antara lain faktor genetik dan lingkungan.

ADHD juga disinyalir berkaitan dengan gangguan pada pola aliran listrik otak atau gelombang otak. Ada pula yang menganggap bahwa gangguan perilaku hiperaktif pada anak disebabkan sugar rush atau konsumsi gula berlebihan, namun dugaan ini belum terbukti benar.

Di samping itu, sejumlah penelitian menyatakan bahwa risiko ADHD pada anak muncul selama masa kehamilan. Boleh jadi, sang ibu terpapar bahan kimia neurotoksin tertentu, seperti timbal dan pestisida organofosfat.

Paparan timbal bisa memengaruhi pendidikan anak di masa mendatang, yang lantas juga berkaitan dengan kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif. Adapun paparan pestisida organofosfat berpotensi memiliki efek buruk pada perkembangan saraf anak.

Tak cuma itu, paparan rokok selama kehamilan juga berpotensi menimbulkan perilaku ADHD pada si kecil. Sejumlah studi membuktikan anak-anak yang terpapar alkohol dan obat-obatan saat dalam kandungan lebih mungkin mengalami gangguan tersebut.

Gejala ADHD

Gejala utama ADHD adalah sulit memusatkan perhatian, sekaligus berperilaku impulsif dan hiperaktif. Penderita gangguan ini umumnya tidak bisa diam dan mudah lupa akan hal yang dilakukan.

Gejala ADHD pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa sejatinya berbeda-beda. Pada anak, misalnya, gejala yang dimaksud adalah kurangnya perhatian, hiperaktif-impulsif, atau kombinasi keduanya.

Selain itu, anak juga cenderung mengalami kesulitan untuk memperhatikan dan tetap teratur, mengalami kegelisahan yang berlebihan, juga memiliki masalah dengan pengendalian diri atau perilaku impulsif. 

Sementara, gejala ADHD pada remaja ditunjukkan dengan perilaku berupa kesulitan fokus saat mengerjakan sesuatu, sering melakukan kesalahan saat melakukan tugas, bermasalah dengan manajemen waktu, serta sering melupakan barang atau kehilangan barang pribadi.

Adapun gejala ADHD pada orang dewasa tak berbeda jauh dengan perilaku yang muncul saat remaja. Bedanya, gejala tersebut juga bisa disertai dengan penyalahgunaan zat tertentu seperti alkohol.

Selain itu, orang dewasa yang mengalami ADHD juga cenderung memiliki tantangan dalam hubungan dengan pasangan, keluarga, atau rekan kerja, dan sering mengalami kecelakaan atau cedera.

Penanganan ADHD

ADHD sebenarnya tak bisa disembuhkan sepenuhnya. Meski begitu, gangguan ini dapat diatasi dengan pemberian obat guna meredakan gejala dan membantu penderitanya hidup normal.

Penanganan ADHD yang dimaksud, bisa dengan obat-obatan atau psikoterapi. Perlu diketahui kalau orang tua, keluarga, pengasuh, dan guru di sekolah juga membutuhkan bimbingan untuk menghadapi anak dengan ADHD.