Kalsel

Usulan Agar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari Jadi Pahlawan Nasional Kian Dimantapkan

apahabar.com, MARTAPURA – Ulama kenamaan Banjar, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan diusulkan mendapat…

Rapat Persiapan Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional kepada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Foto-apahabar.com/Istimewa.

apahabar.com, MARTAPURA - Ulama kenamaan Banjar, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan diusulkan mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Usulan itu terus kian dimantapkan dengan menggelar Rapat Persiapan Pengurusan Gelar Pahlawan Nasional Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Rabu (20/10) tadi.

Dalam rapat itu, hadir Pengurus Dewan Harian Daerah (DHD) 45, perwakilan Dinas Sosial Provinsi Kalsel, dan Kesultanan Banjar.

Rapat kali ini sendiri merupakan kali ketujuh digelar, mengingat proses pengusulan harus menyiapkan sejumlah persyaratan yang telah ditentukan pemerintah pusat. Prosesnya, sejak Oktober 2021 hingga Mei 2022 nanti.

Salah satu anggota tim persiapan pengusulan gelar Pahlawan Nasional, Mansyur Spd, mengungkapkan usulan ini akan dibawa ke Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, selaku Pengarah Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kalsel, yang kemudian diteruskan ke Kementerian Sosial.

TP2GD sendiri bersifat independen yang beranggotakan 13 orang. Terdiri dari praktisi, akademisi, pakar, sejarawan dan instansi terkait.

"Jadi kami akan memberikan surat yang isinya merekomendasikan kepada Gubernur Kalimantan Selatan untuk mengusulkan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari kepada Menteri Sosial," ujar Mansyur, dosen sejarah FKIP ULM ini kepada apahabar.com, Jumat (22/10).

Selama persiapan proses pengusulan ini, tim bertugas mengumpulkan sejumlah bukti berupa jejak rekam perjuangan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Baik perjuangan dalam memajukan bidang pendidikan (pengembangan Islam) di tanah air, maupun perlawanan terhadap penjajah.

Kemudian menggelar seminar nasional, termasuk memperkenalkan karya-karya Syekh Muhammad Arsyad.

Bagi Mansyur, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari layak mendapat gelar pahlawan nasional. Mengingat sejumlah karya tulis, termasuk paling terkenal Kitab Sabilal Muhtadin, yang jadi rujukan masyarakat dan dunia pendidikan dalam mempelajari ilmu fiqih.

Syarat Calon Pahlawan Nasional

Mengacu pada Pasal 25 UU Nomor 20 Tahun 2009 terdapat sejumlah persayaratn umum calon Pahlawan Nasional.

Selain sebagai warga negara Indonesia, juga memiliki integritas moral dan keteledanan, berjasa terhadap bangsa dan negara, setia dan tidak mengkhianati bangsa negara, dan tidak pernah dipidani penjara.

Selanjutnya mengenai persyaratan khusus calon Pahlawan Nasional yakni mengacu pada Pasal 26 UU Nomor 20 Tahun 2009.

Yakni, pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidan lain untuk mencapat, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekan serta mewujudkna persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan. Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembannya.

Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negar.

Menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Memiliki konsisten hiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi dan atau melakukan perjuangan yang mempunyai jangkau luas dan berdampak nasional.

Riwayat Singkat Datu Kelampayan

Syekh Muhammad Arsyad merupakan putra Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari. Ia lebih dikenal dengan nama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari atau Datu Kelampayan.

Lahir di Lok Gabang, 17 Maret 1710, meninggal di Dalam Pagar, 3 Oktober 1812 dalam usia 102 tahun. Makamnya berada di Kelampayan.

Datu Kelampayan merupakan ulama fiqih mazhab Syafi’i yang berasal dari kota Martapura di Tanah Banjar (Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan.

Datu Kelampayan hidup pada masa tahun 1122-1227 hijriyah dan mendapat julukan anumerta Datu Kelampayan. Ia pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang menjadi rujukan bagi jumlah pemeluk agama Islam di Asia Tenggara.

Ini Karomah Datuk Kelampayan yang Tidak Banyak Diketahui