Update Karhutla di Kalsel, Banjarbaru Masih Mendominasi

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banua terus terjadi meski telah dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Banjarbaru masih menjadi kota terparah karhutla di Kalimantan Selatan. Foto: Manggala Agni

apahabar.com, BANJARBARU - Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan terus terjadi, meski telah dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Berdasarka data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Banjarbaru masih menjadi kota yang paling paling rawan karhutl.

Di Ibu Kota Provinsi ini, lahan yang terbakar mencapai 409,43 hektare dan hutan sekitar 27,5 hektare.

Banjarbaru juga menjadi prioritas penanganan karhutla, mengingat di ring 1  berada di Bandara Internasional Syamsudin Noor.

Disusul Tanah Laut dengan luasan lahan terbakar 207,38 hektare dan hutan 2 hekater. Disusul Banjar dengan luasan lahan dan hutan yang terbakar sekitar 143,9 hektare.

Selanjutnya di Barito Kuala, tercatat lahan yang terbakar seluas 58,05 hektare. Selanjutnya Hulu Sungai Selatan 18,9 hektare dan Hulu Sungai Utara sekitar 13,25 hektare.

"Sementara di kabupaten lain, paling banyak 9 hektare yang terbakar. Total luas lahan dan hutan di Kalsel yang terbakar mencapai 976,841 hektare," jelas Manajer Pusdalops BPBD Kalsel, Ricky Ferdiyanto, Selasa (1/8).

Selain mengupayakan pemadaman, BPBD Kalsel juga mengusulkan perpanjangan hujan buatan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Surat usulan perpanjangan hujan buatan masih berproses," sahut Pormadi Dharma, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalsel.