Kalsel

Update Banjir HST: Ratusan Fasum Rusak, Dua Jembatan di Ruas Jalan Nasional Rawan Putus

apahabar.com, BARABAI – Ratusan fasilitas umum (fasum) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) rusak akibat banjir…

Sejumlah rumah penduduk dan fasum di Desa Waki Batu Benawa HST rusak hingga hilang akibat banjir./Foto-apahabar.com-Lazuardi

apahabar.com, BARABAI – Ratusan fasilitas umum (fasum) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) rusak akibat banjir bandang.

Kondisi makin parah karena dua jembatan di jalan nasional rawan terputus. Hal itu disinyalir akibat air bah yang menggerus oprit bagian bawah jembatan. Akibatnya bagian tanah jembatan mengalami amblas.

Di jalan nasional Desa Kapuh Kecamatan Haruyan, misalnya, longsornya tanah di bagian jembatan pada Rabu (20/1) malam,membuat lubang menganga. Dimeternya lebih dari satu meter.

Kondisi itu menyebabkan kemacetan terjadi di ruas jalan nasional di Kapuh. Kendaraan tidak bisa melintas. Sebab dikhawatirkan bisa membuat tanah makin longsor dan membuat lubang makin membesar.

“Kendaraan besar atau bermuatan berat tidak bisa lewat,” kata Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dani Sulistiono saat meninjau lokasi.

Mengantisipasi membesarnya lubang dan longsornya tanah akibat gerusan air serta agar tidak terjadi kecelakaan, petugas memasang rambu dan garis polisi.

Untuk sementara, pengendara bisa memilih jalan alternatif. Jika dari Banjarmasin menuju HST, Pengendara bisa melalui jalan di Haruyan.

Jika dari arah kota HST, pengendara juga bisa masuk melalui jalan Desa Tabu Darat dan keluar di Haruyan.

Jembatan di jalan Nasional Desa Kapuh HST amblas./Foto ist.

Selain itu, ada lagi jembatan di Desa Kadundung Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU). Sama halnya dengan jembatan di Kapuh, air deras yang menggerus jalan membuat lubang besar.

Dikhawatirkan akses jalan menuju Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) maupun Kabupaten Barito Timur (Bartim) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ini bisa terputus.

Sejauh ini, Pemkab melalui BPBD HST melaporkan ada 101 fasum yang rusak akibat luapan Sungai Hantakan dan Batang Alai. Mulai dari sekolah, tempat ibadah, jalan dan jembatan hingga perkantoran.

Data sementara BPBD HST, ada 7 jembatan penghubung antar desa yang dilaporkan rusak hingga terputus di Kecamatan Batu Benawa.

Untuk tempat ibadah, masjid maupun langgar ada 52 yang rusak. Mayoritas tempat ibadah yang rusak ini ada di Batu Benawa.

Sekolah dan kantor yang rusak berjumlah 41. 26 sekolah di antaranya ada di Batu Benawa dan dua lainnya di Labuan Amas Utara (LAU). Sementara untuk perkantoran ada 13 buah yang rusak di Batu Benawa.

Kemudian ada satu jalan berstatus kabupaten yang amblas. Jalan ini menghubungkan antar desa di Kecamatan Batang Alai Utara (BAU) yakni di Jalan Ilung Pasar Lama RT 1.

Jalan yang berada di bantaran aliran Sungai Batang Alai ini amblas mencapai 10 meter pasca-meluapnya Sungai Batang Alai. Akibatnya jalan tidak bisa ditempuh kendaraan roda empat.

“Jalan ditutup untuk roda empat,”kata Camat BAU, Riswandi, dalam tayangan videonya, Rabu (20/1) sore.

Warga di sana berharap Pemkab HST bisa segera memperbaiki jalan tersebut. Sebab dikhawatirkan amblasnya tanah bisa mengenai rumah penduduk.

Saat ini, longsoran tanah yang menyebabkan jalan amblas tersebut diperkirakan akan terus melebar seiring dengan tergerusnya tanah di bantaran aliaran Sungai Batang Alai itu.

Akibat banjir yang melanda 9 dari 11 kecamatan di HST mulai Rabu (14/1) malam, ratusan desa dengan puluhan ribu jiwa terdampak.

Tiga kecamatan di antaranya merupakan yang terparah terkena banjir yakni, Hantakan, Batu Benawa dan Barabai.

Disusul BAU, Batang Alai Selatan, Labuan Amas Selatan (LAS), Haruyan, LAU dan Pandawan. Hanya Kecamatan Limpasu dan Batang Alai Timur (BAT) yang tak terkena banjir.

Total dari 9 kecamatan itu ada 113 desa yang terendam banjir. Hingga kini, beberapa di antaranya masih ada yang terendam.

Akibat bencana alam ini, 57.624 jiwa dari 29.127 KK, rumahnya terndam banjir. 264 rumah hilang dan 340 lainnya mengalami kerusakan.

Sementara korban dilaporkan ada 9 orang. Delapan dari Hantakan dan 1 orang di Barabai. 6 warga lainnya masih dalam pencarian.