Kalsel

Tadarusan bersama Habaib, Cara Elegan Haji Denny Mengurai Polemik

apahabar.com, BANJARBARU – Denny Indrayana menggelar tadarus bersama para habaib di kediamannya. Menariknya, pembacaan Alquran malam…

Denny Indrayana menggelar tadarusan bersama di kediaman pribadinya sebagai respons undangan pembacaan alquran bersama di Masjid Al-Karomah, Martapura. Foto: Ist

apahabar.com, BANJARBARU – Denny Indrayana menggelar tadarus bersama para habaib di kediamannya. Menariknya, pembacaan Alquran malam itu, Sabtu (1/5) sebagai respons atas undangan Forum Habaib Banjar.

Ya, nama forum tersebut tengah ramai diperbincangkan publik atas rencana tadarusan bersama di Masjid Al-Karomah, Martapura, Banjar, Minggu 2 Mei.

Dalam tadarusan bada isya itu, mereka bakal mengundang Denny Indrayana dan Sahbirin Noor.

Merespons itu, Denny menggelar tadarusan di kediaman pribadinya. Terlebih Denny baru menerima undangan dari panitia tadarusan Masjid Al-Karomah, Sabtu (1/5) malam.

“Yang hadir kemarin, Habib Musthofa Al Habsy, Habib Zakaria Bahasyim, Habib Abdurrahman Bahasyim (Habib Banua), dan Habib Naufa Shahab,” ujar Denny dihubungi media ini, Minggu (2/5).

Baru tadi, masyarakat juga diramaikan dengan undangan tadarusan tersebut. Dalam undangan tertulis,

"Mengingat Kalsel sebagai daerah yang agamis dan mayoritas muslim, maka sudah sepantasnya bahkan wajib seorang pemimpin keilmuannya harus lebih dari pada orang-orang yang dipimpinnya dan keilmuan tersebut bukan hanya di bidang umum namun juga di bidang agama.”

Selanjutnya, kesimpulan dari hasil musyawarah panitia mengundang kedua calon gubernur tanpa boleh diwakilkan untuk menguji membaca Alquran atau tadarusan di Masjid Al-Karomah Martapura.

Belakangan, diksi ‘menguji’ tersebut disoal sejumlah pihak. Seolah-olah yang berhak memimpin Kalsel adalah mereka yang paling bagus bacaan Alqurannya semata. Terlepas dari bagaimana pelaksanaan perintah-perintah dari alkitab sendiri.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Kalsel menolak tegas rencana tadarusan itu karena sarat kepentingan politis.

"Jangan memperlombakan Alquran dengan melibatkan calon gubernur atau mempolitisasi Alquran pada ranah politik," ujar Plt Ketua PWNU Kalsel, Nasrullah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/4) malam.

Nasrullah bilang ulama harus kembali kepada fungsi hakiki. Yakni membina umat. Jangan sampai hanyut ke dalam ranah permainan politik.

Terpisah, Pakar Hukum Tata Negara ULM, Profesor Hadin Mujad mengatakan sah-sah saja tadarusan itu digelar asalkan panitia harus betul-betul ikhlas melaksanakannya tanpa adanya unsur politis. Jika tidak, maka akan hilang pahalanya.

“Jangan sampai menjual akhirat demi dunia,” imbuhnya belum lama tadi dihubungi apahabar.com.

Undang Cagub Kalsel, Tadarusan di Masjid Al-Karomah Dijamin Tak Bermuatan Politis