Tak Berkategori

Sudah Dua Anak Jadi Korban Lem di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Menginjak bulan keempat 2019, sudah dua anak di Banjarmasin jadi korban lem fox….

Ilustrasi ngelem. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Menginjak bulan keempat 2019, sudah dua anak di Banjarmasin jadi korban lem fox. Keduanya merupakan bocah SD-SMP.

Menghirup aroma lem, menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), berdampak negatif bagi kesehatan, bahkan berujung kematian.

Untuk mengurangi ketergantungan menghitup aroma inhalen atau berbau tajam yang berasal dari lem kayu tersebut, maka perlu rehabilitasi.

“Kedua pengguna tersebut direhabilitasi pada Februari dan April 2019,” jelas Kepala BNN Kota Banjarmasin AKBP Nurmawati kepada apahabar.com, Jumat (6/7) siang.

Dibandingkan 2018 lalu, angka penyalahguna lem yang bisa mencegah lalat buah itu meningkat. Sepanjang tahun lalu, hanya dua orang yang menjalani rehabilitasi.

“Ironisnya, penggunaan lem fox didominasi oleh kalangan remaja,” ucap Nurmawati.

BNN akan terus gencar mensosialisasi pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran narkoba di segala sektor. Mulai dari sekolah, instansi pemerintah maupun perusahaan swasta.

“Kita sering menggunakan konten insert berupa sosialisasi tatap muka sampai dengan tes urine,” ujar dia.

Upaya itu selaras dengan Intruksi Presiden Nomor 6/2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika tahun 2018-2019.

Sebelumnya, apa yang dilakukan empat remaja di Martapura sempat menggemparkan jagat dunia maya.

Bukannya mendalami ilmu agama, keempatnya malah tertangkap Satpol PP tengah menghirup lem atau ngelem di Taman Cahaya Bumi Selamat (CBS) Martapura, Selasa (2/4) dini hari sekira pukul 00.30.

Keempatnya berstatus santri di salah satu pondok pesantren di Martapura. Keempatnya adalah SAS, MF, MF, dan MHJ.

Mereka kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP Banjar bersama barang bukti satu keping obat seledryl serta 2 kaleng lem fox.

Baca Juga: Fenomena Mabuk Lem Fox di Kota Banjarmasin Bikin Miris

Diketahui pencandu lem fox umumnya merasakan “fly” apabila menghirup lem yang mengandung Lysergic Acid Diethilamide (LSD) tersebut.

Menurut Foundation of Free Drug World, menghirup inhalen akan langsung mempengaruhi sistem saraf dan mengakibatkan perubahan pada cara berpikir kita.

Dampak dalam jangka pendek, yaitu hanya dalam beberapa detik saja, pengguna mengalami kemabukan dan efek lainnya seperti yang diakibatkan alkohol. Ada berbagai efek yang dapat dialami selama atau segera sesudah menggunakannya.

Pengguna akan berbicara cadel, mabuk, pusing atau penampilan teler, tidak mampu mengkoordinasi gerakan, halusinasi dan khayalan.

Efek jangka pendek dari menghirup lem juga menyebabkan apati, daya pertimbangan yang terganggu, ketidaksadaran, sakit kepala berat dan bercak-bercak di sekitar hidung dan mulut.

Menghisap zat-zat kimia secara berkelanjutan dapat mengakibatkan detak jantung yang tidak teratur dan cepat dan menyebabkan gagal jantung dan kematian dalam beberapa menit.

Lalu mati lemas dapat terjadi jika oksigen di paru-paru diganti dengan zat kimia tersebut, yang kemudian mempengaruhi pusat sistem saraf, sehingga pernapasan akan terhenti.

Sedangkan efek jangka panjang bagi pengguna yang menghirup lem yaitu kelemahan otot, disorientasi, kurangnya koordinasi, sifat lekas marah, depresi, kerusakan yang kadang-kadang tidak dapat disembuhkan pada jantung, hati, ginjal, paru-paru dan otak.

Dalam jangka panjang penggunanya akan mengalami kerusakan daya ingat, penurunan kecerdasan, kehilangan daya dengar, kerusakan pada sumsum tulang, serta kematian karena gagal jantung atau sesak nafas.

Penggunaan bahan penghirup terkait dengan beberapa masalah kesehatan yang serius. Menghirup lem dan tiner mengakibatkan masalah pada ginjal. Menghirup toluene dan bahan pelarut lainnya berakibat kerusakan pada hati. Penyalahgunaan inhalen juga berakibat kerusakan pada daya ingat dan melemahkan kecerdasan.

Dari banyak kasus, tak sedikit ditemui kasus korban meninggal karena penyalahgunaan inhalen, seperti di Gorontalo. Korban merupakan seorang pelajar SMP pencandu lem dengan intensitas pemakaian mencapai 10 kaleng per minggu berdasarkan pengakuan korban saat masih hidup.

Diharapkan orangtua lebih waspada dan tak meremehkan penyalahgunaan inhalen ini. Selain lem kayu dan tiner, zat lain yang termasuk inhalen antara lain spritus, bensin, kuteks, semir, dan tinta spidol.

Baca Juga:Pengguna Lem Fox Di Banjarmasin Mengkhawatirkan

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah