tahanan kabur

Soal Asal-usul Gergaji Tahanan Kabur Polres Tapin

Asal-usul gergaji yang digunakan enam tahanan Polres Tapin untuk memotong plafon ruang tahanan masih jadi misteri.

Bagian dalam plafon juga tampak tak dilengkapi pagar atau teralis besi sebagai pengaman. Jelas kondisi itu jauh dari kata standar sebuah rumah tahanan.

apahabar.com, BANJARMASIN - Asal-usul gergaji yang digunakan enam tahanan Polres Tapin untuk memotong plafon ruang tahanan guna kabur masih jadi misteri.

Terungkap, para tahanan kasus narkoba itu berhasil kabur dari ruang tahanan dengan cara membobol plafon yang hanya berbahan plywood.

Plafon berbahan plywood itu dipotong berbentuk persegi empat menggunakan gergaji. 

Dari tangkapan gambar di lokasi kejadian, tampak jelas terlihat serabut bekas potongan di sisi lubang.

Masih pada gambar, bagian dalam plafon juga tampak tak dilengkapi pagar atau teralis besi sebagai pengaman. Jelas kondisi itu jauh dari kata standar sebuah Rumah Tahanan Polisi (RTP). 

Baca Juga: Fakta-Fakta Kaburnya 6 Tahanan Polres Tapin: Dari Plafon hingga Kapasitas

Melalui dalam plafon tanpa teralis itulah mereka merangsek masuk ke ruang logistik dan turun dengan cara berpijak di sebuah meja.

Selanjutnya enam tahanan itu keluar dari Mapolresta Tapin dengan cara melompat pagar di belakang gedung Satlantas.

Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Irjen Pol Andi Rian R Djajadi belum tahu secara pasti dari mana para tahanan mendapat gergaji tersebut.

"Soal gergaji saya belum dapat update dari hasil pemeriksaan. Karena setahu saya waktu dia menjebol itu dari laporan awal itu cuma lewat plafon," ujar jenderal bintang dua itu.

Baca Juga: Mengintip Medan Perburuan Buron Tahanan di Lokpaikat Tapin

Mantan Dirtipidum Mabes Polri itu juga memastikan proses audit terhadap RTP di seluruh Polres akan segera dilakukan. Tak terkecuali di Polda Kalsel.

"Saya sudah perintahkan melalui pak wakapolda untuk turunkan tim audit RTP," jelasnya.

Audit RTP dilakukan meliputi manajemen pengelolaan tahanan hingga sistem yang diterapkan dalam proses penahanan para pelaku kejahatan.

"Manajemen pengelolaan tahanannya. Termasuk sistem yang diterapkan di masing-masing Polres. Termasuk di Polda. Sudah saya perintahkan untukm elakukan audit," tegasnya.