Gangguan Kepribadian

Skizotipal, Gangguan Kepribadian Sosial dengan Kepercayaan Magis

Skizotipal adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain, dan terlalu percaya magis dalam hidup.

Skizotipal (Schizotypal) Gangguan Berinteraksi Sosial dan Kepercayaan Akan Takhayul. Foto: dok. healthlibrary

apahabar.com, JAKARTA - Skizotipal adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain dan terlalu percaya magis dalam hidup.

"Orang dengan gangguan kepribadian ini sering digambarkan dengan kepribadian yang aneh atau eksentrik," kata Meghan Marcum, Psy.D., kepala psikolog di AMFM Healthcare, dikutip Mens Health pada Jumat (6/10).

Kondisi ini masuk dalam 10 gangguan jiwa yang diidentifikasi dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Beberapa ahli menganggap kepribadian skizotipal sebagai gejala awal skizofrenia.

Schizotypal Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang termasuk dalam kelompok A, bersama dengan skizoid dan gangguan kepribadian paranoid.

Pengidapnya akan selalu curiga dan sulit mempercayai orang lain. Dan terkadang percaya akan kekuatan magis pada seseorang yang mungkin terjadi.

Baca Juga: Gangguan Kepribadian Narsistik, Gangguan Mental yang Selalu Butuh Pengakuan

Tanda dan gejala lainnya adalah penurunan ekspresi dan emosi, bersikap apatis, berpenampilan eksentrik. Serta merasa tidak nyaman saat berinteraksi sosial dengan orang lain dan menarik diri.

Kondisi ini berbeda dengan kecemasan sosial, mereka dengan Skizotipal tetap merasa tidak nyaman bahkan ketika berinteraksi dengan orang yang sama di lingkungan yang sama berulang kali.

Dalam sebuah penelitian, prevalensi gangguan kepribadian skizotipal berkisar antara 0,6% populasi di Norwegia hingga 4,6% sampel diambil di Amerika Serikat.

"Mereka percaya bahwa mereka memiliki kekuatan khusus, seperti kemampuan memahami takhayul dan pemikiran magis lainnya," kata Melissa Dowd, LMFT, seorang terapis PlushCare.

Tidak diketahui pasti penyebab gangguan kepribadian ini. Namun memiliki risiko dari keturunan genetika dengan seorang yang memiliki gangguan tersebut dan berkembang menjadi skizofrenia.

Seseorang yang lahir dari lingkungan dan pola asuh yang terlalu percaya akan takhayul memiliki risiko lebih tinggi, apalagi jika disertai dengan gangguan perkembangan kepribadian.

Skizotipal berberda dengan Skizofrenia
Skizotipal (Schizotypal) dan Skizofrenia Serupa Namun Berbeda. Foto: GettyImages

Gangguan kepribadian ini terbentuk dalam waktu yang cukup lama, dan meningkat hingga dewasa. Kemudian akan menurun pada usia akhir, sebelum usia lansia atau sekitar usia 40-50 tahun.

Walau keduanya termasuk dalam kelompok gangguan kepribadian kelompok A. Namun hal ini berbeda, dan tidak semua orang dengan skizotipal mengidap skizofrenia.

Baca Juga: Kunci Hubungan Sehat: Jaga Kesehatan Mental Diri Sendiri

"Skizotipal menunjukkan lebih banyak gangguan kognitif dan persepsi, seperti paranoia, dan ucapan yang eksentrik," demikian disampaikan seorang terapis, Chase Cassine LCSW di New Orleans.

Skizotipal tidak mengalami halusinasi dan delusi ekstrem, dan tidak mempengaruhi kemampuan dalam kesehariannya seperti skizofrenia.

Bisakah Skizotipal Disembuhkan?

Terapi dan pengobatan bisa membantu mengatasi gejalanya. "Berkomitmen untuk melakukan pengobatan seumur hidup dapat membantu mereka lebih baik dalam mengelola perilaku dan pemikirannya," kata Dowd.

Melalui terapi dan diagnosis dari seorang ahli dapat membantu mereka mengurangi gejala tersebut. Selain terapi, mengonsumsi obat dari seorang psikiater juga menjadi opsi dalam pengobatan.

Mendapatkan dorongan moral dari orang terdekat seperti keluarga atau teman, dapat membuat seorang pengidap skizotipal memiliki dorongan untuk menjadi lebih baik.