Fexting

Sering Berdebat Lewat Pesan Teks? Tandanya Kamu Melakukan Fexting

Fexting atau berdebat lewat pesan teks, adalah potensi perangkap dalam hubungan yang dapat menimbulkan masalah dan bahkan merusak.

Fexting merupakan perdebatan yang dilakukan melalui pesan teks. Foto: Deagreez/istock photo

apahabar.com, JAKARTA –  Fexting atau berdebat lewat pesan teks, adalah potensi perangkap dalam hubungan yang dapat menimbulkan masalah dan bahkan merusak.

Berkomunikasi melalui pesan teks adalah kegiatan yang umum dan sering kita lakukan dalam berbagai situasi, seperti merencanakan pertemuan dengan teman atau meminta pasangan untuk membelikan sesuatu.

Namun, terkadang yang awalnya hanya berniat komunikasi, tapi malah terlibat perdebatan melalui pesan teks. Mengutip Cosmopolitan.com dan beberapa sumber lain, berikut penjelasan tentang fexting. 

Apa yang Sebenarnya Dianggap sebagai Perdebatan Melalui Teks?

Dalam situasi percakapan langsung, terdapat banyak tanda yang dapat membantu Anda menyadari jika obrolan mulai menuju arah yang salah. Namun, dalam konteks pesan teks, hal ini mungkin lebih sulit untuk diidentifikasi.

Salah satu cara untuk menentukan apakah Anda sedang terlibat dalam perdebatan teks adalah dengan memperhatikan perasaan Anda.

Jika Anda mulai merasa marah, terluka, atau frustrasi, ini mungkin menandakan bahwa Anda sedang menghadapi situasi yang penuh konflik. Jika Anda mengalami gejala fisik kecemasan, kemungkinan besar Anda sedang terlibat dalam perselisihan kecil.

Selain itu, pesan teks pada dasarnya merupakan bentuk komunikasi singkat. Kita sebagian besar berkomunikasi melalui perangkat seluler kita, yang tidak dirancang untuk pertukaran teks yang panjang.

Mengapa Perdebatan Teks Bisa Menjadi Isu?
Pertengkaran, dalam bentuk apapun, dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi, dan untuk memelihara kesehatan mental yang baik, penting untuk menyelesaikan pertengkaran dalam waktu kurang dari satu hari.

Inilah sebabnya mengapa pertengkaran melalui pesan teks umumnya dianggap sebagai hal yang tidak menguntungkan, berikut hal yang buruk mungkin terjadi karena fexting, dikutip dari Very Well Mind:

Tidak Ada Nada Vokal yang Terlibat

Ilustrasi orang berdebat melalui pesan teks. Foto: Georgijevic/istock photo

Banyak aspek dalam penulisan dapat memiliki interpretasi beragam, dan tanpa intonasi vokal untuk mengklarifikasi, mudah untuk mengasumsikan yang terburuk tentang seseorang dan niatnya.

Dalam percakapan lisan, lawan bicara kita dapat menilai sejauh mana kita serius atau santai berdasarkan nada suara kita. Teks, sebaliknya, tidak mengandung elemen nada. Semua yang tertulis bersifat datar, sehingga komentar atau lelucon yang bersifat sarkastik bisa saja dianggap sebagai penghinaan.

Satu-satunya cara untuk menghindari penafsiran yang salah adalah dengan menggunakan emoji atau GIF, yang dapat menciptakan atmosfer yang lebih ringan. Namun, kata-kata Anda tetap dapat disalah artikan.

Ini Dapat Menyebabkan Miskomunikasi

Ilustrasi miskomunikasi. Foto: mohd izzuan/istock photo

Mengirim pesan umumnya melibatkan pertukaran pesan yang cepat, dan dalam situasi perdebatan, ini bisa menjadi lebih cepat lagi.
Anda mungkin merasa tergoda untuk tidak membaca seluruh pesan yang diterima sebelum merespons, dan semakin frustrasi Anda, semakin sulit bagi Anda untuk menyampaikan pemikiran dengan jelas atau memahami argumen yang disampaikan oleh pihak lain.

Situasi semacam ini dapat dengan cepat membesar dan memburuk, dan semakin Anda merasa marah, semakin sulit bagi Anda untuk berpikir secara rasional.

Tidak Ada Bahasa Tubuh yang Jelas
Melalui fexting, gaya tubuh tidak dapat dipahami jawan bicara. Foto: Nastasic/istock photo

Selain isyarat vokal, kita berkomunikasi secara langsung melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah.

Cara kita bertindak secara fisik membuat orang lain tahu apa yang kita rasakan, dan tanpa hal itu dalam teks, pertengkaran bisa meningkat ke titik yang mengerikan tanpa satu orang pun menyadari betapa kesalnya orang lain.

Biasanya, jika Anda melihat seseorang kesal atau bahkan mulai menangis, Anda akan berhenti sejenak untuk memastikan dia baik-baik saja. Melalui teks, kita mungkin tidak tahu apakah mereka menangis atau tidak. Oleh karena itu, kita mungkin tidak berhenti melontarkan kata-kata pada saat yang seharusnya, yang dapat menyakitkan bagi pihak penerima.

Emoji dan GIF Bisa Menyakitkan
Ilustrasi emoji dan gif lewat pesan teks. Foto: canbedone/istock photo


Sama seperti alat komunikasi visual seperti emoji dan gif bisa menambahkan unsur kesenangan dalam percakapan, alat-alat tersebut juga bisa memperburuk situasi dalam pertukaran teks.

Mengirim emoji yang mengejek atau emoji dengan ekspresi "menggelengkan kepala" mungkin dapat menyakiti perasaan orang lain.
Terkadang, sulit untuk menentukan kapan penggunaan emoji atau gif ini berpotensi menyinggung, terutama jika orang lain merasa tidak nyaman dengan percakapan tersebut dan memilih untuk tidak mengungkapkannya saat itu. Hal ini dapat terjadi jika mereka merasa tidak aman dalam diskusi.