Wirausaha Baru IKM

Sepanjang 2023, Kemenperin Targetkan 12 Ribu Wirausaha Baru IKM

Kemenperin menargetkan untuk bisa menumbuhkan sebanyak 12 ribu wirausaha baru (WUB) industri kecil dan menengah (IKM) sepanjang tahun 2023 ini.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Reni Yanita. Foto: Kementerian Perindustrian

apahabar.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan bisa menumbuhkan sebanyak 12 ribu wirausaha baru (WUB) industri kecil dan menengah (IKM) sepanjang tahun 2023 ini.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Reni Yanita lewat keterangan di Jakarta, Kamis (15/6), menjelaskan untuk mencapai target, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya termasuk program bimbingan teknis.

“Secara nasional, kami telah menggelar berbagai program bimbingan teknis produksi untuk terus meningkatkan jumlah populasi WUB IKM. Kami menargetkan 12 ribu WUB tumbuh sepanjang tahun 2023, atau lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya yakni sebanyak 3 ribu WUB,” katanya.

Reni menambahkan, untuk terus meningkatkan jumlah WUB, pemerintah menyusun kebijakan dan perencanaan pembangunan industri yang tepat sasaran.

Menurut dia, IKM merupakan penggerak roda ekonomi nasional dengan jumlahnya yang mencapai 4,4 juta unit usaha. Kontribusi nilai output IKM mencapai 21,17 persen terhadap industri pengolahan keseluruhan.

Baca Juga: Eco Industrial Park, Kemenperin: Perlu Kerja Sama Pasok EBT

“Indonesia perlu terus menumbuhkan semangat dan ekosistem wirausaha untuk meningkatkan lapangan kerja. Ini bisa datang dari sektor mana saja, bahkan saat pandemi lalu tumbuh wirausaha IKM minuman herbal yang mendulang manisnya tren hidup sehat,” imbuhnya.

Kegiatan penumbuhan wirausaha tidak hanya ditargetkan bagi sektor yang sudah populer, tapi turut menyasar sektor yang lekat dengan potensi sumber daya bahan baku dan kearifan budaya lokal. Contohnya yakni pendampingan peningkatan literasi digital bagi wirausaha IKM minuman herbal di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Reni menyampaikan, peningkatan kompetensi wirausaha melalui literasi digital selaras dengan program digitalisasi dan penerapan Industri 4.0 yang digagas pemerintah sejak 2018.

Pemerintah terus meningkatkan literasi teknologi digital untuk mempersiapkan sektor industri nasional pada sektor apapun agar mampu masuk, beradaptasi, dan berkembang di era revolusi industri 4.0.

Baca Juga: Penerapan Ekonomi Sirkular, Kemenperin: untuk Tangani Sampah Plastik

“Kami terus mendorong dan mendampingi IKM melakukan transformasi ekonomi digital termasuk dalam hal pemanfaatan aset digital, e-commerce, serta teknologi dalam mendukung proses bisnis IKM, mulai dari proses untuk memperoleh bahan baku, produksi hingga pemasaran,” ucap Reni.

Pengetahuan mengenai transformasi teknologi dan media digital dinilai sangat penting bagi WUB industri minuman herbal. Industri ini termasuk dalam kelompok industri pangan yang merupakan salah satu sektor industri yang high demand.

“Melalui penerapan literasi digital yang tepat, para pelaku IKM minuman herbal dapat secara langsung memanfaatkan teknologi dengan efektif dan efisien, seperti penyampaian informasi produk yang cepat dan tepat, serta pasar yang tidak terbatas,” tutur Reni.

Selain untuk industri minuman herbal, Ditjen IKMA Kemenperin juga menggelar seminar penumbuhan wirausaha baru IKM perbengkelan roda dua di Kabupaten Konawe. Materi yang diberikan yaitu mengenai manajemen usaha serta wawasan mengenai perizinan berusaha dan permodalan.