Kerusakan Lingkungan Kalsel

Sengkarut Pantai Bunati dan KM 171, Massa Geruduk DPRD Kalsel!

Ratusan mahasiswa mendatangi Kantor DPRD Kalimantan Selatan, Senin (12/6) pagi. Mereka mencari si ketua; Supian HK.

Ratusan mahasiswa se-Kalimantan Selatan (Kalsel) mendatangi kantor DPRD Kalsel pada Senin (12/6/2023).Foto: apahabar/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN - Ratusan mahasiswa mendatangi Kantor DPRD Kalimantan Selatan, Senin (12/6) pagi. Mereka mencari si ketua; Supian HK.

Massa ingin bertatap muka langsung dengan Ketua DPRD itu. Mereka ingin menyuarakan kerusakan lingkungan di Kalsel.

Sayangnya, Supian tak ada di tempat. Ia beserta 54 legislator lainnya sedang reses.

Baca Juga: Tragedi KM 171 di Kalsel, Tercetus Ide Gerakan Hasan Basri

Baca Juga: Saling Lempar Kementerian ESDM-PUPR soal Tragedi Km 171

“Kami ingin ketemu dengan Supian HK. Apakah reses lebih penting daripada tuntutan rakyat?” ujar Koordinator Wilayah BEM se-Kalsel, M Yogi Ilmawan.

Ungkapan kekecewaan mahasiswa lalu diluapkan dengan berbagai cara. Salah satunya memampang poster bertuliskan satir; "Dicari". Lengkap dengan foto Supian.

"Bukan hanya raga, tapi tanggung jawabnya juga tidak ada. Sudah satu periode Supian HK, tapi tidak ada dampaknya bagi kepentingan rakyat," ucap Yogi.

Baca Juga: Senayan Ompong soal Tragedi Km 171 Tanah Bumbu

Dalam unggahan Instagram Bem se-Kalsel menceritakan soal kerusakan lingkungan yang makin parah. Dari soal limbah berbahaya dan beracun, beragam jenis sampah, termasuk soal eksploitasi alam.

Di unggahan yang lain, ada pula sindiran dalam bentuk gambar. Mereka menelunjuk ke wajah Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Supian HK. Keduanya dianggap paling bertanggung jawab. 

Hal lain yang menjadi sorotan mahasiswa adalah soal nasib Jalan Nasional kilometer 171 Kecamatan Satui, Tanah Bumbu. Termasuk juga urusan kerusakan lingkungan di pesisir Bunati. 

Hingga kini, kasus itu nyaris tak ditengok Pemprov dan DPRD Kalsel. Padahal faktanya; di sana ada kerusakan parah.

Tuai Atensi Menteri Sandi 

Sejumlah lobang bekas galian tambang batu bara terlihat jelas di tepi pantai wisata Bunati, Tanah Bumbu Kalsel.

Pantai Bunati, Tanah Bumbu Kalsel bolong-bolong dibombardir para penambang ilegal batu bara. Teranyar, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno kembali meresponsnya. Tim khusus (timsus) diterjunkan ke pantai wisata tersebut. 

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

"Kami langsung menerjunkan tim agar memastikan bahwa laporan tersebut segera di-followup (ditindaklanjuti)," ujar Sandiaga saat kunjungan kerja ke Desa Wisata Pekunden, Kabupaten Banyumas, Minggu (11/6).

Menteri Pariwisata Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Pekunden, Kabupaten Banyumas, Minggu (11/6). apahabar.com/Afgani Dirgantara
Sandiaga menegaskan konsep destinasi wisata haruslah memenuhi empat nilai atau value. Di antaranya clean, healthy, safe and environmentally sustainable (bersih, sehat, aman, dan berkelanjutan secara lingkungan).

Dalam konteks Pantai Bunati, Sandiaga menekankan keberlanjutan lingkungan sebagai nilai yang harus dijaga bersama. Karenanya, ia mengupayakan sengkarut persoalan di Bunati segera tuntas.

"Kita menginginkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Setiap ada gangguan di destinasi wisata, kita harus pastikan ini ada penanganan," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pantai Bunati rusak-rusak dijamah aktivitas penambangan batu bara ilegal yang kembali beroperasi diam-diam. Pada awal Mei lalu, sejatinya Sandi telah meminta aparat kepolisian bertindak.

"Harus ada tindakan tegas bagi pelaku penambangan di wilayah Pantai Bunati," ucap Sandi ketika itu.

Sejumlah galian bekas lubang tambang menghiasi pemandangan pantai wisata Bunati, Tanah Bumbu.

Bersandar data milik Kementerian ESDM, tak jauh dari bibir Pantai Bunati memang ada sebuah konsesi batu bara milik PT Anzawara Satria di sana. 

Tak hanya kerusakan lingkungan, konflik sosial yang tersulut akibat praktik penambangan ilegal di Bunati menewaskan Jurkani. 

Sejumlah lobang bekas galian tambang batu bara terlihat jelas di tepi pantai wisata Bunati, Tanah Bumbu Kalsel.
Advokat PT Anzawara tersebut tewas dibacok setelah mencoba mengusir sekelompok orang yang membawa alat berat tak jauh dari kawasan pantai, 22 Oktober 2022.

Sedianya kepolisian sudah pernah menindaklanjuti kasus ini. Namun, para penambang ilegal nekat merusak garis polisi yang dipasang tim Bareskrim Mabes Polri.

Sempat mereda pasca-kasus pembunuhan Jurkani, aktivitas penambangan diduga ilegal kembali merebak di Bunati, awal April 2023 tadi. 

Sebanyak tiga kelompok diduga penambang ilegal masuk secara diam-diam. Dengan bebasnya mereka mengeksploitasi batu bara di areal Pantai Bunati, lengkap dengan alat berat, truk hingga personel.

Siang hari, alat-alat berat tersebut mereka sembunyikan di balik pepohonan sawit untuk menghindari kecurigaaan petugas. Saking ramainya kelompok penambang di sana, kawasan pantai Bunati tak ubahnya pasar saat malam hari. 

FOTO saat Jurkani menjalani perawatan di RS Ciputra Banjarmasin. 
Minggu malam 15 Mei, sejumlah alat berat milik penambang ilegal sebenarnya terpantau sudah berhenti beroperasi. Itu setelah kepolisian mengintensifkan patroli. Kendati begitu, kerusakan Pantai Bunati tak lagi samar-samar. Aksi para penambang ilegal yang merembet hingga bibir pantai menambah dalam  kerusakan.

Lobang-lobang menganga menjadi pemandangan yang lumrah. Sebagian besar tanah pengupasannya tercecer ke lautan dan terseret arus ombak. Anzawara telah membantah bahwa kerusakan tersebut sebagai dampak dari aktivitas mereka. Sebab, mereka sendiri berkomitmen untuk tak menjamah kawasan pantai. Terlebih setelah adanya gangguan penambang ilegal dan pembunuhan Jurkani, operasional perusahaan tak lagi berjalan.    

Sandi menjelaskan sekalipun Bunati masuk dalam areal konsesi, aktivitas penambangannya haruslah mengusung konsep green mining atau berwawasan lingkungan.

"Kami harus memastikan kelestarian lingkungan tetap berjalan dan hentikan penambangan yang merusak," pungkas Sandi.