Kalsel

Selamat dari Banjir yang Renggut Keluarganya, Bocah 6 Tahun Dilirik Wabup HST Jadi Anak Angkat

apahabar.com, BARABAI – Banjir yang menerjang Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menyisakan duka di Pegunungan Meratus….

Berry mengunjungi Lia, anak Meratus yang selamat dari amukan banjir dan longsor di Hantakan, Minggu (31/1). Foto istimewa.

apahabar.com, BARABAI - Banjir yang menerjang Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menyisakan duka di Pegunungan Meratus. Seorang bocah berusia 6 tahun menjadi yatim piatu. Dia tinggal sendiri, setelah musibah itu merenggut keluarganya.

Bocah berusia 6 tahun itu bernama Lia dari Dusun Manila Desa Patikalain Kecamatan Hantakan.

Kedua orang tua serta dua saudaranya dinyatakan tidak selamat ketika banjir bandang yang terjadi mulai Rabu, 13 Januari 2021 malam.

Jasad ibu Lia (Yanti) dan adiknya (Yanda) ditemukan tertimbun tanah longsor. Sementara jasad ayah dan kakaknya, Yansyah dan Doni masih belum ditemukan.

Saat ini, Lia diasuh oleh keluarganya. Dia tinggal di sebuah gubuk bersama kakek dan pamannya di Dusun Cabai Patikalain.

Nama Lia begitu ramai diposting di media sosial. Banyak yang bersimpati kepadanya, tak terkecuali Wakil Bupati HST, Berry Nahdian Forqan.

Eks Direktur Walhi Nasional ini mengungkapkan Pemkab HST tidak akan menelantarkan warganya, yang terkena musibah, apalagi Lia. Sekalipun pasca tanggap darurat nanti, pemerintah melalui aparat desa, kecamatan dan Dinas Sosial akan tetap memberikan perhatian khusus.

Berry berharap, Lia bisa tersenyum kembali.

“Kami ingin memastikan keselamatan, keamanan dan kebutuhan Lia terpenuhi. Kami siap menjadi bapak angkat ananda Lia,” kata Berry didampingi Kalak BPBD HST, Budi Haryanto usai mengunjungi Lia, Minggu (31/1).

Sementara itu, Camat Hantakan, Kartadipura menyebutkan telah mengirimkan bantuan. Baik itu logistik dan bantuan lainnya.

Tak sedikit, kata Kartadipura, para relawan yang juga berdatangan memberikan bantuan untuk Lia.

Mengenai jasad ayah dan kakaknya Lia, Yansyah dan Doni, Kartadipura menyebutkan memang belum ditemukan.

Atas musyawarah adat, kata Kartadipura, diputuskan tidak dicari lagi.

“Lokasi longsor dijadikan sebagai kuburan," kata Kartadipura.

Selain dua jasad keluarga Lia, lanjut Kartadipura, ada lagi satu warga Hantakan yang belum ditemukan pascabanjir tadi.

"Kami sudah lakukan pencarian, namun belum juga ditemukan," tutup Kartadipura.

Per 31 Januari 2021, berdasarkan data BPBD yang dirilis Diskominfo, banjir yang melanda HST ini sudah merenggut 7 jiwa. Hingga kini 3 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Banjir yang melanda HST, sejak Rabu malam, 13 Januari tadi merendam 92 desa dari 10 kecamatan di HST.

Tercatat 88.321 jiwa dari 29.062 KK yang terdampak bencana alam ini. (*)