Sekte Sesat di Kenya, Ajak Jamaahnya Bertemu Yesus Dengan Mati Kelaparan

Dalam doktrinnya, Paul memengarunhi pengikutnya agar tidak makan dan minum dalam waktu yang lama. “Puasa” ala Paul sebagai jalan untuk bertemu dengan Yesus.

Para pekerja membawa kantong jenazah terakhir ke kamar mayat setelah penggalian jenazah di situs kuburan massal di Shakahola, di luar kota pesisir Malindi, Kenya pada 25 April 2023. (Yasuyoshi Chiba/AFP via Getty )

apahabar.com,BANJARMASIN - Polisi Negara Kenya melaporkan jumlah Jenazah korban sekte sesat yang ditemukan terus bertambah.

Pada Rabu (26/4/2023) waktu setempat, pihaknya melaporkan menemukan 98 orang jenazah yang terkubur di Hutan Shakahola dekat Kota Malindi.

Mereka diduga meninggal dunia karena tidak makan dan minum agar bisa masuk surga, seperti doktrin yang ditanamkan pemimpin sekte itu.

Sekte tersebut dipimpin oleh Paul Mackenzie Nthenge. Dikutip dari Suara.com, dalam doktrinnya, Paul memengarunhi pengikutnya agar tidak makan dan minum dalam waktu yang lama. “Puasa” ala Paul itu dianggap sebagai jalan untuk bertemu dengan Yesus.

Hampir seratusan korban tewas itu diduga terkait dengan ajaran sekte Good News International Church (Gereja Internasional Kabar Baik) dan sudah terdoktrin oleh ajarannya.

Menurut informasi dari sumber yang beredar, kebanyakan korban sekte Good News International Church adalah anak-anak.

Hal itu dikuatkan dengan pernyataan dari Direktur Eksekutif organisasi hak asasi manusia, Haki Africa, Hussein Khalid.

Ia menyatakan, sekitar 50 sampai 60 persen korban tewas sekte Good News International Church itu merupakan anak-anak.

Diduga ikut bergabung dengan sekte Good News International Church, hingga kini 311 orang masih dinyatakan hilang.

Hal itu disampaikan petugas Palang merah Kenya, Hassan Musa. Menurut dia, dari 311 orang yang dinyatakan hilang, 150 diantaranya adalah anak-anak.

Ia menambahkan, korban teloah dinyatakan hilling selama bertahun-tahun. Sementara pengikut sekte sesat tersebut kebanyakan adalah orang-orang Kenya, Tanzania dan Nigeria.

Selain korban tewas dan hilang, ditemukan juga anggota sekte Good News International Church yang selamat.

Hal itu diungkapkan Kepala Daerah pesisir, Rhoda Onyancha. Menurut dia, 39 orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat di sekitar Shakahola.

Dalam kesaksiannya, anak dari anggota sekte tersebut, Issa Ali mengatakan, pemimpin sekte Good News International Church, Paul Mackenzie Nthenge tak segan memukuli anggotanya yang berusaha kabur dari Shakahola.

Ia mengaku, ibunya adalah salah satu anggota dari sekte tersebut dan membawanya pindah ke Shakahola pada 2020.

Ali mengungkapkan, ia terakhir kali bertemu dengan ibunya dalam kondisi yang mengenaskan.

"Terakhir kali saya melihat ibu saya pada Februari. Dia sangat lemah saat terakhir saya lihat," kata Ali, dikutip AFP.

Banyak korban tewas maupun hilang akibat sekte Good News International Church di negaranya, Presiden kenya William Ruto sampai turun tangan.

Ia berjanji akan membongkar habis jaringan sekte tersebut. Menurut dia, sekte sesat itu dapat dikategorikan sebagai aksi kejahatan serius dan setara dengan aksi terorisme.