Sebut Terjadi Miskomunikasi, Mantan Rektor ULM Banjarmasin Mundur dari Golkar

Profesor Dr Sutarto Hadi angkat bicara soal kabar bergabung dirinya ke Partai Golongan Karya (Golkar).

Profesor Dr Sutarto Hadi angkat bicara soal kabar bergabungnya ke partai Golongan Karya (Golkar). Foto-apahabar.com/Muhammad Syahbani

apahabar.com, BANJARMASIN - Profesor Dr Sutarto Hadi angkat bicara soal kabar bergabung dirinya ke Partai Golongan Karya (Golkar).

Mantan rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) itu menepis kabar tersebut. Dia memastikan saat ini dirinya tak menjadi kader partai bergambar beringin.

"Ada miskomunikasi antara kami pribadi dengan pengurus Partai Golkar," ujar Guru Besar Pendidikan Matematika ULM Banjarmasin ini, Rabu (22/3).

Sutarto pun menceritakan kronologis awal mula kesalahpahaman itu terjadi. Di mana sekitar Februari lalu dia bertemu dengan Sekretaris DPD Golkar Kalsel, Supian HK.

Saat itu Sutarto datang bersama pengurus Artipena (Asosiasi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba) bersilaturahmi di Kantor DPD Golkar Kalsel.

Dalam pertemuan itu, Supian HK sempat menanyakan status Sutarto di ULM. Pertanyaan itu pun dijawab bahwa dirinya sudah pensiun sebagai rektor.

"Beliau mengira saya pensiun sebagai ASN," jelasnya. Dalam kesempatan itu, Supian HK pun meminta KTP Sutarto. Kemudian KTP tersebut difoto oleh Supian. 

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Golkar Diperkuat Mantan Rektor ULM dan Kapolda Kalsel

Lamat-lamat kabar, Minggu (19/3) mendapat undangan untuk hadir di acara konsolidasi dan rapat fungsionaris di Gedung Graha DPP Partai Golkar, Jakarta.

"Kebetulan saat itu saya berada di Jakarta. Dan langsung diminta merapat ke acara," beber pria berusia 57 tahun itu.

Pada saat itulah Sutarto dipakaikan jaket dan diserahkan Kartu Tanda Anggota Golkar.

"Ketika saya datang langsung diminta duduk di depan. Tak mungkin saya mengacaukan acara. Jadi saya ikuti saja," jelasnya.

Setelah acara tersebut selesai, Sutarto pun menjelaskan bahwa dirinya memang pensiun sebagai rektor. Tapi tidak sebagai ASN. Sehingga tak bisa bergabung ke Golkar.

"Usia saya sekarang 57. Baru pensiun sebagai Guru Besar di usia 70. Masih 13 tahun lagi," bebernya.

Pasca-kejadian itu, Sutarto pun menghubungi Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof Ir Nizam guna berkonsultasi terkait masalah tersebut.

Atas saran Dirjen Dikti, Sutarto pun akhirnya menyampaikan surat pernyataan mengundurkan diri sebagai anggota partai Golkar.

"Minggu saya terima KTA, Senin saya mengundurkan diri. Atas saran itu saya mengundurkan diri. Walaupun hanya sehari ditetapkan," ucapnya.

Selain itu, dijelaskan Sutarto bahwa persoalan ini juga sudah dikomunikasikan dengan pengurus Golkar. "Dan pengurus partai Golkar memaklumi hal ini," tandasnya.

Sebelumnya, seter tersiar kabar bahwa Sutarto resmi bergabung ke Partai Golkar pada Minggu (19/3). Tak hanya Sutarto, pun mantan Kapolda Kalsel, Irjen Pol (Purn) Rikwanto juga melabuhkan diri ke partai bergambar beringin itu.

Bergabungnya dua tokoh ini juga sempat ditegaskan oleh Sekretaris DPD partai Golkar Kalsel, Supian HK. 

“Dengan bergabungnya Prof Sutarto Hadi dan Jenderal (Purn) Rikwanto menambah kekuatan Partai Golkar, khususnya di Kalsel. Apalagi, kedua tokoh ini sudah dikenal masyarakat Banua,” ujar Supian.

Supian juga klaim bahwa Sutarto dan Rikwanto sudah beberapa bulan lalu bergabung di Golkar.

“Sebenarnya sudah beberapa bulan lalu, Sutarto dan Rikwato bergabung ke Golkar. Baru hari ini secara resmi diberikan KTA dan disematkan baju Golkar kepada keduanya,” kata Supian.