Sampah Menumpuk di Lautan, MCC: Perhatian Pemerintah Masih Kurang

Persoalan mengenai sampah plastik yang membuat lautan menjadi tercemar sampai saat ini masih sulit teratasi.

Seminar Produk Berkelanjutan, Pengelolaan Sampah dan Dampaknya pada Keanekaragaman Hayati, yang diselenggarakan Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) (Foto:apahabar.com/Daffa)

apahabar.com, JAKARTA - Kehadiran sampah plastik telah menjadikan lautan tercemar yang sampai saat ini kondisinya sulit teratasi. Hal tersebut khususnya terjadi di pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah Indonesia bagian timur.

Agar sampah tersebut tidak mencemari lingkungan laut, perlu perhatian dan penguatan komitmen dari berbagai pihak. Termasuk perlunya kampanye yang terus menerus tentang pengurangan sampah plastik serta meningkatkan pengelolaannya.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani) Kusdiantoro menjelaskan perlunya sejumlah strategi khusus. Hal itu meliputi peningkatan kesadaran warga, aksi membersihkan sampah, penegakan hukum, serta pengawasan terhadap pelanggaran yang terjadi.

Selain itu, pemerintah daerah (Pemda) dari pulau pesisir dan pulau-pulau kecil perlu aktif untuk mengkampanyekan tentang perlindungan pulau dari sampah. Hal lainnya, meningkatkan kesadaran warga dengan publikasi yang terus menerus.

Baca Juga: Wali Kota Tangsel Panggil Kadis DLH, Minta Masalah Sampah Segera Diselesaikan

”Target penurunan sampah plastik pada 2025 sebesar 70 persen. Semua pihak harus berperan dalam sinergi pentaheliks yang terdiri atas pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media untuk mengampanyekan ini,” ujar Kusdiantoro kepada wartawan, di Jakarta Pusat, Senin (22/5).

Senada, Teria Salhuteru, Direktur Moluccas Coastal Care (MCC), salah satu organisasi lingkungan hidup di Kota Ambon, Maluku, menegaskan kampanye sampah plastik di laut sudah sering dilakukan. Hanya saja hal itu jarang sekali mendapatkan perhatian secara nasional dari pemerintah maupun media di Indonesia.

”Sejak 2017, kami sudah berusaha melakukan aksi sederhana dan kampanye mengatasi persoalan sampah plastik di pulau-pulau kecil di sini, seperti memasang jaring di sekitar lahan mangrove untuk melindungi pertumbuhannya agar tidak tertumpuk sampah plastik. Namun, permasalahan sampah di permukaan air masih tidak bisa diatasi sampai sekarang karena kurangnya publikasi,” ujar Teria.

Sebagai informasi, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mencatat volume tumpukan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton. Angka tersebut menurun 37,52 persen dari 2021 yang sebanyak 31,13 juta ton.

Baca Juga: Program 'Nabuang Sarok', Semen Padang Kelola Sampah Berbasis Rakyat

Mayoritas timbulan sampah nasional itu berupa sisa makanan sebesar 41,55 persen, kemudian sampah plastik di urutan kedua sebesar 18,55 persen.

Berdasarkan perhitungan sampah plastik oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional, terdapat 615.674 ton sampah plastik di laut pada 2018. Data KLHK mencatat, baru 28,5 persen sampah plastik ke laut Indonesia yang bisa dikurangi pada 2018-2021. Di sisi lain, capaian pengurangan sampah plastik di laut pada 2022 meningkat menjadi 35,5 persen.