News

Rekam Jejak Diseminarkan, Usul Pahlawan Nasional Datu Kelampayan Ditarget Akhir Maret

apahabar.com, BANJARMASIN – Langkah Kalsel mengusulkan agar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan mendapat…

Kabid Pemberdayaan Sosial Kalsel, Mugni Murdian Hasyim. apahabar.com/zainal

apahabar.com, BANJARMASIN – Langkah Kalsel mengusulkan agar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan mendapat gelar Pahlawan Nasional tahun ini terus bergulir.

Kali ini, digelar seminar nasional terkait rekam jejak Datu Kelampayan di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, 16 Maret 2022 nanti.

Dalam seminar nasional ini, dikupas mengenai kiprah, pemikiran dan karya besar Datu Kelampayan sebagai sosok pejuang pendidikan di masa Kesultanan Banjar.

Dikupas oleh empat orang pembicara yang kompeten dalam bidangnya masing-masing yang sudah berkiprah di level nasional dan internasional.

Antara lain Guru Besar Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Profesor Azyuamardi Azra.

Kemudian Guru Besar Peradaban Islam UIN Antasari Prof Abdul Hafiz Anshari.

Selanjutnya, Guru Besar Prodi Pendidikan Sejarah ULM Prof Bambang Subiyakto, dan terakhir Guru Besar Prodi Pendidikan Sejarah ULM Prof Ersis Warmansyah Abbas.

Seminar nasional ini sebagai bagian dari kelengkapan administrasi pengusulan gelar pahlawan nasional dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel, Mugni Murdian Hasyim kepada apahabar.com, Rabu (2/3) mengatakan tahapan pengusulan anugerah pahlawan nasional kepada Datu Kelampayan ditarget rampung hingga akhir Maret ini.

“Berdasarkan surat Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetikawanan dan Restorasi Sosial Kemensos, mereka minta dokumen usulan calon pahlawan nasional sudah diserahkan paling lambat 31 Maret 2022,” kata dia saat bertemu di Banjarmasin.

Kelengkapan Adminstrasi

Mugni menjelaskan dalam surat nomor 01/5.4/PB.05.01/1/2022 yang ditujukan kepada Dinas Sosial tersebut, juga tertulis selain menggelar seminar nasional ini, juga mesti dilengkapi bukti tanda kehormatan yang pernah diterima Datu Kelampayan.

Disamping itu, dilengkapi pula foto dan surat keabsahaannya yang ditandatangi ahli waris, kemudian biodata dan kontak lengkap ahli waris, serta seluruh dokumen pengusul.

“Nah jika usulan-usulan tersebut belum diserahkan sampai batas waktu yang ditentukan, maka pemberian gelar nasional akan diproses pada tahun berikutnya,” papar Mugni yang juga sebagai Sekretaris II Tim Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) ini.

Kendati demikian, Wakil Ketua I Panitia Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari ini optimis, satu gelar pahlawan nasional mendarat di pundak sosok ulama di Bumi Lambung Mangkurat tersebut tahun ini.

“Insya Allah, apa yang telah kita usahakan mendapatkan hasil tahun ini. Karena dari sejumlah jejak rekam dan bukti, Datu Kelampayan memang layak mendapat gelar pahlawan nasional,” kata dia penuh optimis.

Adapun kelengkapan adminstrasi pengusulan gelar pahlawan lain yang sudah dilengkapi berupa surat menyurat rekomendasi Gubernur Kalsel, Hasil Sidang Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), riwayat hidup Datu Kelampayan, Biografi Datu Kelampayan, dan lainnya sudah terpenuhi.

Lukisan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Foto : Media Indonesia

Perjuangan Datu Kelampayan di bidang pendidikan di tanah air, memang tidak terbantahkan.

Salah satu karya besarnya yakni Kitab Sabilal Muhtadi yang tersebar luas hingga Asia Tenggara di Abad ke-16.

“Salah satu sebab Kitab Sabilal Muhtadin tersebar luas adalah karena di abad ke-16 kitab tersebut merupakan satu-satunya kitab yg ditulis memakai murni bahasa Melayu sehingga seluruh nusantara bisa membaca dan memahami,” kata salah satu juriat Datu Kelampayan, KH Hatim Salman, saat rapat perumusan pengusulan gelar pahlawan, beberapa waktu lalu.

Padahal kata dia, pada abad ke-16 ada juga ulama lain di nusantara membuat kitab fikih, tetapi bercampur bahasa daerah masing-masing sehingga tidak bisa langsung dibaca.

“Hal ini lah salah satu kecerdasan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di bidang tulis menulis,” pungkas putera dari tokoh ulama Banjar KH Salman Djalil ini.

Respons Keluarga Terkait Usul Datu Kelampayan Bergelar Pahlawan Nasional