Penipuan Jual Emas Campur Tembaga Resahkan Pedagang di PPM Sampit

Aksi penipuan menjual emas campur tembaga bikin resah pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit.

Kedua terduga pelaku penipu yang menjual perhiasan emas oplosan tembaga berlapis emas yang tertangkap CCTV, belum lama ini. Foto: Istimewa

bakabar.com, SAMPIT - Aksi penipuan menjual emas campur tembaga bikin resah pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit.

Apalagi salah seorang pedagang emas kena tipu oleh pelaku dan mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta.

"Pasti saja kami pedagang di PPM ini merasa resah karena pelaku masih berkeliaran. Kami berharap pelaku yang menjual perhiasan emas oplosan itu bisa cepat tertangkap," kata salah seorang pedagang perhiasan emas PP Sampit, Dursani, Selasa (2/7).

Modus penipuan, menurut Dursani, nampaknya terencana. Pasalnya pelaku menawarkan emas oplosan tersebut hampir ke seluruh di PPM.

"Kayanya memang sudah terencana, karena ada toko yang kurang hati-hati sehingga ada yang tertipu. Pelaku menawarkan hampir ke semua toko, tetapi ditolak, bahkan ada yang curiga dan membawa ke saya untuk diperiksakan dan cek ternyata barang itu palsu," jelas Dursani

"Ttmernyata ada salah satu toko kurang hati-hati, akhirnya pelaku berhasil menjual emas oplosan itu," sambungnya.

Dursani menerangkan, para pedagang emas di PPM sendiri sebenarnya memiliki grup khusus via WhatsApp , dan jika ada salah satu toko yang menemukan indikasi emas palsu atau oplosan, maka akan cepat menyebar di grup mereka untuk mencegah pedagang lainnya tertipu.

"Kemarin kejadiannya cepat, belum sempat mendeteksi sehingga terjadilah peristiwa itu," imbuhnya.

Terkait bagaimana mengetahui emas palsu atau tidak, begini tips yang diberikan Dursani. Pertama dari berat, jika terlihat perhiasan itu lebih besar tetapi ketika ditimbang ternyata ringan, patut dicurigai bahwa perhiasan tersebut palsu.

"Emas biasanya lebih padat dan berat, jika dilihat ukuran barang itu seperti berat 30 gram, namun saat ditimbang ternyata 20 gram, itu patut diantisipasi dan dicurigai," tutur Dursani.

Kemudian, agar lebih teliti lagi perhiasan emas dilakukan pengecekan melalui digesek dibatu dan diteteskan air khusus, maka akan diketahui kadar emas atau logam yang bukan emas.

"Seperti tembaga, perak atau jenis lainnya selain emas akan terlihat jelas diatas batu yang diberikan air khusus itu," ungkapnya.

Tetapi jika belum bisa terdeteksi karena lapisan emasnya bagus dan pengerjaannya juga bagus, maka cara lain yang dilakukan yakni dengan memotong perhiasan itu.

"Jika dilihat ukurannya terlalu besar tidak seperti berat yang diperkirakan, maka langka yang tepat dipotong atau dibakar," terang Dursani

"Tetapi jika masih sulit diteksi, maka cara tetakhir dilakukan dengan cara penimbangan kadar air, melalui cara ini tidak akan bisa ditipu, karena akan diketahui total kadar emas dalam perhiasan itu. Jika itu oplosan pasti akan diketahui," ucapnya.

Untuk diketahui, kasus ditemukannya emas oplosan tembaga berlapis emas ini terjadi pada Sabtu (29/6/2024) lalu.

Kala itu dua orang diduga pelaku menjual jenis perhiasan kalung ke Fika salah seorang pedagang toko perhiasan di PPM.

Kejadian bermula ketika dua orang wanita mengenakan pakaian hitam dan putih datang ke toko korban dengan menawarkan perhiasan kalung seberat 20 gram.

Merasa tertarik, korban kemudian mencoba memeriksa kalung yang dijual kedua pelaku. Kalung tersebut terlihat seperti emas murni pada umumnya, dan kemudian akhirnya korban sepakat membeli emas itu dengan harga Rp15 juta rupiah.

"Mungkis sekitar 30 menit saya membelinya, kemudian saya bawa untuk dilebur, ternyata kalung itu tembaga yang lapis dengan emas," terang Fika.

Merasa tertipu, Fika kemudian melaporkan kejadian itu ke kantor polisi terdekat dengan berharap kedua pelaku bisa tertangkap.